Rabu, 12 Juni 2024

MERAUP RUPIAH DARI (KOHE) KAMBING

 

MERAUP RUPIAH DARI KOTORAN HEWAN (KOHE) KAMBING


Dengan perkembangan kemajuan teknologi saat ini, seseorang atau kelompok dituntut untuk bisa memanfaatkan peluang dalam mengembangkan dan meningkatkan suatu potensi unggulan yang ada disekitar wilayah tempat mereka tinggal. hal ini penting untuk menggali potensi yang ada disekitar lingkungan untuk dapat dikelola dengan bijak dan kreatif.

Salah satunya yang telah dilakukan pada KTH Wana Harapan desa Mantren Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. KTH ini lebih kurang 3 tahun yang lalu, mulai mencoba mengolah kotoran hewan (Kohe) ternak kambing yang biasanya hanya digunakan sebagai pupuk dasar atau kompos diproses menjadi salah satu produk unggulan yang ada di wilayah desa Mantren kecamatan punung yaitu pupuk bokhasi kotoran hewan (Kohe) dimana saat ini mulai eksis dan dilirik oleh kelompok atau perorangan buat digunakan sebagai pupuk organik yang mempunyai kualitas yang tidak kalah dibandingkan dengan pupuk organik yang ada di kios-kios pertanian atau toko-toko pertanian.



Bahan-bahan yang disiapkan :

- Srintil (kotoran hewan) kambing yang telah diselep                         (dihaluskan)

Disiapkan Em4

-  Molase (tetes tebu)

-  Kapur gamping/tohor

 - Garam secukupnya

-  Belerang yang sudah dihaluskan

- Mol (pupuk cair) dari hasil fermentasi


Alat yang diperlukan :

-  Timba/ember
-  Air
-  Gembor/Handsprayer
-  Gayung
-  Terpal


Proses Pembuatannya :

Larutkan molase/tetes tebu kedalam timba yang berisi air, aduk terus sampai tetes tebu benar-benar larut campur dengan air, selajutnya tuangkan Em4 kedalam timba yang berisi larutan molase dan aduk sampai merata selanjutnya tutup timba dengan kain atau tutup panci dan biarkan selama 1 hari untuk mengaktifkan mikroba.






Selanjutnya Campurlah kotoran hewan yang sudah dihaluskan dengan kapur tohor, garam, belerang dan Mol(pupuk cair) sampai rata.Semua bahan-bahan dicampur dan diaduk-aduk sampai merata

Selanjutnya siram atau semprot kotoran hewan yang sudah  tercampur bahan-bahan dengan larutan Em4 sampai benar-benar merata kalau perlu dibolak-balikan hingga kotoran hewan tersebut tersemprot dengan larutan Em4, hal ini penting untuk diperhatikan agar proses terjadinya fermentasi dapat berlangsung dengan maksimal.

Perlakuan selanjutnya setelah kotoran hewan(Kohe) ditutupi dengan terpal, dibiarkan selama lebih kurang 2 bulan, agar proses terjadinya fermentasi berjalan dengan sempurna.


Setelah melalui proses fermentasi selama 2 bulan kemudian pupuk bokhasi (Kohe) dilakukan pengepakan kedalam zak dan siap untuk diedarkan.