Kamis, 18 Juli 2024

BUDIDAYA LEBAH CERANA



Peternakan lebah merupakan alternatif untuk memanfaatkan potensi hutan dan juga mendukung upaya penanaman sehingga hutan akan terbangun kembali. Kegiatan perlebahan juga akan meningkatkan produktivitas tanaman yaitu melalui peningkatan jumlah buah- buah dari hasil penyerbukan lebah. Jenis-jenis tanaman penghasil pakan lebah meliputi tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias, tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan.

Tanaman pakan yang ideal adalah tanaman yang dapat menghasilkan pollen dan nektar dalam jumlah yang cukup banyak dan tersedia secara terus menerus sepanjang tahun. Akan tetapi keadaan yang ideal inilah yang sulit dipenuhi, terutama dikarenakan tanaman-tanaman yang berpotensi besar untuk menghasilkan pollen dan nektar ketersediannya sangat dipengaruhi oleh musim.Jadi salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam usaha pengembangan lebah madu adalah mengetahui musim-musim berbunga dari jenis tanaman yang menjadi pakan lebah madu.

Indikator Keberhasilan :

Ø  Menjelaskan cara menentukan lokasi budidaya lebah madu

Ø  Menjelaskan jenis – jenis pakan lebah

Ø  Menjelaskan jenis-jenis tanaman penghasil pakan lebah ( Nektar, Royal Jelly dan Pollen )

 

PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA LEBAH MADU CERANA

 

Dalam pembudidayaan lebah diperlukan lokasi yang baik karena penentuan lokasi yang tepat merupakan salah satu keberhasilan di dalam budidaya lebah madu.

Lokasi bagi peternakan lebah hendaknya berada di daerah yang berhawa sejuk dan nyaman, tidak berangin kencang, tidak bising, dan dekat aliran air atau yang menghadap ke arah timur, agar dapat menerima sinar matahari pagi untuk kesehatan rumah tangga lebah.

Lokasi peternakan lebah tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin karena dapat mempengaruhi produksi madu. Jarak antara stup hendaknya paling sedikit dua meter dan berderet rapih untuk memudahkan pemeriksaan . Stup di tempatkan dekat dengan jalan yang mudah dilalui

Ketinggian tempat 200 – 1000 m dpl. Jarak lokasi dengan sumber air minimal 200-300 meter agar memudahkan lebah menyejukkan sarangnya di musim kemarau. ketersediaan air bersih sepanjang tahun, suhu udara 20–34 0C dengan kelembaban 70-80%.

Lokasi agar dihindari dekat perusahaan pengguna insektisida, jauh dari bau dan asap yang menyengat.

Lokasi hendaknya terdapat tanaman pakan lebah berupa nektar dan tepung sari yang cukup dengan jarak radius terbang lebah yaitu 1,5–2,0 km, serta mengetahui jenis tanaman pakan, jenis bunga yang disukai dan masa pembungaan tanaman.

Untuk menjadi perhatian karena serangga berdarah dingin sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu udara di sekitarnya antara lain: di bawah 5 0 C tidak dapat berjalan, hidup terancam dan di bawah 10 0 Curat syarafnya menjadi lemah, tidak bisa terbang.

JENIS – JENIS PAKAN LEBAH SUMBER PAKAN LEBAH

         Sumber pakan lebah madu adalah tanaman yang meliputi; tanaman buah-buahan, tanaman sayur-sayuran, tanaman hias, tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan.

Bunga-bunga dari tanaman-tanaman tersebut mengandung nektar dan tepung sari bunga (pollen).

Vegetasi baik yang tumbuh secara alami maupun dibudidayakan manusia dapat menghasilkan nektar dan atau pollen ( tepung sari ) yang diambil oleh lebah madu sebagai pakan.

 A. NEKTAR

       Nektar adalah cairan manis yang terdapat di dalam bunga tanaman. Hampir semua tanaman berbunga adalah penghasil nectar. Nektar merupakan hasil suatu senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar “ Necterifier” tanaman dalam bentuk larutan dengan konsentrasI yang bervariasi. Komponen utama dari nektar adalah sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Di samping itu, dalam nektar terdapat zat-zat gula lainnya seperti maltosa, melibiosa, ratinosa, serta turunan karbohidrat lain.

         Nektar berfungsi menyediakan energi untuk mempertahankan suhu tubuh koloni lebah, dan bahan baku pembuatan madu.Tumbuhan yang menghasilkan nectar ada dua macam nectar, yaitu nektar floral dan nektar ekstra floral. Nektar floral adalah nectar yang dihasilkan dari dalam atau dekat bunga tanaman, contoh : nektar kaliandra. Nektar ekstra floral adalah nectar yang dihasilkan oleh bagian tumbuhan selain bunga,contoh : nektar pada daun karet. Lebah memiliki organ kusus untuk mengambil nektar, yang disebut probosis.Lebah memiliki probosis, bentuknya seperti belalai pada gajah. Probosis memiliki kemampuan mengisap cairan nektar pada bungaFaktor eksternal yang mempengaruhi nektar dan kandungan gula adalah kelembaban dan temperature udara, apabila kelembaban tinggi, banyak nektar dihasilkan tetapi kandungan gulanya rendah dan apabila udara kering, nektarnya sedikit tetapi kadar gula tinggi

 B.   POLLEN (TEPUNG SARI) 

        Pollen atau tepung sari diperoleh dari bunga yang dihasilkan oleh antenna sebagai sel kelamin jantan tumbuhan.Pollen dimakan oleh lebah madu terutama sebagai sumber protein, lemak, karbohidrat dan serta sedikit mineral. Satu koloni lebah madu membutuhkan sekitar 50 kg pollen per tahun. Sekitar separuh dari pollen tersebut digunakan untuk makanan larva. Bahan baku membikin makanan larva ditambah air menjadi roti lebah.Kegiatan mengumpulkan nektar, polen dan air sepenuhnya dilakukan oleh lebah pekerja (worker). Dalam satu koloni lebah madu Apis cerana terdapat 30.000 ekor lebah pekerja dan 60.000 ekor pada koloni A. mellifera.Lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak berkembang sempurna dan tidak dapat menghasilkan telur.Sama halnya dengan lebah ratu, lebah pekerja berasal dari sel telur yang dibuahi. Pada kondisi normal, seekor lebah pekerja dalam satu hari mampu mengumpulkan nektar lebih dari 250.000 tangkai bunga.Untuk membuat 1 kg madu, lebah harus melakukan 81.400 kali perjalanan terbang atau setara dengan jarak 1.056.000 km penerbangan. 

 

C.   MAKANAN STIMULAN

Diberikan pada waktu musim paceklik dimana tanaman pakan tidak sedang berbunga, atau pakan di lapangan tidak tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga koloni lebah kekurangan pakan. Untuk mengatasi kekurangan nektar, diberikan stimulasi campuran gula + air (1:1). Sedangkan untuk kekurangan pollen, dengan memindahkan lokasi koloni / diangon ke lokasi yang banyak pollen.

 

 KEMAMPUAN LEBAH MADU  MENCARI MAKAN 

        a. Nektar

Lebah pekerja mengumpulkan nectar dan pollen setiap hari dan menyimpannya dalam sarang. Kemampuan terbang mencapai radius 1-2 km. Pengumpulan Nektar Seekor lebah pekerja mengumpulkan nektar ± 40 mg selama satu hari.

Nektar tersebut ditampung sementara dalam kantung madu selanjutnya dibawa pulang, Sesampainya di sarang, lebah pekerja lapangan akan memindahkan muatannya kepada lebah pekerja sarang. Pada saat pemindahan, terjadi penambahan beberapa jenis enzim kedalam nektar untuk mencerna gula alami. Selanjutnya nektar disimpan didalam sarang, diangini dan diuapkan untuk mengurangi kadar air nektar.

Kemampuan lebah pekerja dalam mengumpulkan nektar tanaman bervariasi dari 25-70 mg per ekor (Gojmerac, 1983) dan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain kapasitas kantong madu (honey sac) lebah pekerja, jumlah dan konsentrasi gula nektar, keadaan cuaca serta pengalaman lebah pekerja dalam pengumpulan nektar .

Faktor lain yang mempengaruhi banyaknya nektar yang ditimbun sebagai madu dalam satu koloni lebah adalah ukuran dan komposisi populasi koloni terutama kehadiran dan kualitas ratu. Hasil akhir proses tersebut adalah madu.

 

  b. Pengumpulan Pollen


    Seekor lebah pekerja harus mengunjungi banyak bunga. Lebah mendekapkan tubuhnya ke bunga sehingga pollen menempel pada bulu-bulu tubuhnya.

Pollen kemudian dikumpulkan ke dalam keranjang pollen di kaki belakang (kapasitas berat 20 mg). Setelah sampai di sarang pollen ditempatkan langsung oleh lebah pekerja lapangan, dengan cara ditimbun padat sampai sekitar 2/3 kapasitas sel dan dilapisi madu untuk mencegah pembusukan.

Secara umum di dalam suatu koloni lebah : 25 % dari total lebah pekerja lapangan membawa pollen ke sarang. 60 % membawa nektar, dan selebihnya membawa keduanya. Kehadiran lebah ratu dan feromonnya akan merangsang pengumpulan nektar dan setelah nektar berlimpah, lebah pekerja akan mengumpulkan pollen. Begitu pula aktivitas bertelur lebah ratu mempengaruhi aktivitas pengumpulan pollen.

Proporsi lebah pekerja mengumpulkan pollen berkorelasi langsung dengan laju bertelur lebah ratu dan jumlah tetasan yang ada dalam koloni.

        Pada umumnya semua tanaman berbunga merupakan sumber pakan lebah, karena dapat menghasilkan nektar, polen atau nektar dan polen.

Jenis tanaman penghasil nektar antara lain: tanaman akasia, sengon, ketapang, sono keling, asam jawa, mahoni, kaliandra, cendana, karet, kapas, mangga, mancang, langsat, belimbing, rambutan, jambu air, kacang gude, petai, cabai, nenas, ubi jalar, labu air, oyong, paria, labu siam, bawang merah, dan kumis kucing (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka , 2004).

Polen dihasilkan oleh tanaman aren, lamtoro, puspa, api-api, padi, kelapa sawit, bidara, tembakau, jambu mete, delima, lobi-lobi, alpukat, jambu bol, salak, jagung, kacang panjang, kentang, ketumbar, wortel, krokot, rumput pahit, dan putri malu, sedangkan tanaman penghasil nektar dan polen antara lain : kapuk randu, eukaliptus, tebu, vanili, kelapa, wijen, kopi, kedondong, durian, pepaya, waluh, semangka, kesemek, pisang, belimbing, jeruk manis, jeruk besar, apel, lengkeng, leci, anggur, kubis, mentimun, kacang tanah, kedelai, bunga matahari dan bunga flamboyan (Dr. A Rusfidra, Tanaman Pakan Lebah Madu).

Jenis tanaman penghasil nektar yang dikumpulkan lebah sangat mempengaruhi bau, rasa dan warna madu. Oleh karena itu, dipasaran kita mengenal madu randu, madu rambutan, madu apel, madu kelapa dan sebagainya. Penamaan itu biasanya tergantung sumber nektar yang dominan dikumpulkan lebah.

 

Jenis-jenis tanaman penghasil pakan adalah sebagai berikut :

 

Ø Tanaman Sayur-sayuran : wortel, lobak , labu siam, tomak, terung, mentimun, sawi, kacang kacangan.

Ø  Tanaman Buah-buahan : Jambu air/ biji, alpokat, jeruk, mangga, rambutan, apel, lengkeng, anggur, durian , pisang, semangka, nangka.

Ø  Tanaman pangan : padi, jagung, gandum, kacang kedelai, kacang tanah, wijen.

Ø Tanaman perdagangan : kopi, kelapa, coklat, cengkeh, the, vanili, lada, asam, kapas, enau, kemiri.

Ø Tanaman bahan pupuk organic : lamtoro, petai cina, orok-orok, turi, kangkung, ki hujan, ki besi, kemelandingan merah.

Ø  Tanaman bunga-bungaan : mawar, melati, kenanga, sedap malam, angrek, aster, bunga sepatu, kemmuning, nusa indah, flamboyant, bougenvile, cempaka.

Ø  Tanaman Kehutanan : Abasia, jati, mahoni, cendana, kayu putih, kesambi, puspa, akasia, randu alas, dammar, jabon, jamuju.


                          TANAMAN PENGHASIL NEKTAR DAN POLLEN 









 




Kamis, 11 Juli 2024

PENGELOLAAN SUMBER BENIH

Pengelolaan sumber benih

Benih Tanaman Hutan : Benih adalah bahan tanaman yang berupa bahan generatif (beji, serbuk sari) atau bahan vegetatif yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman hutan.

Benih Unggul: Benih secara fisik, fisiologis dari genetik sebagai hasil pemuliaan tanaman dan mampu menghasilkan tanaman dengan produktivitas yang tinggi pada sifat-sifal yang diinginkan.



















 














Bibit Tanaman Hutan: Tumbuhan muda hasil pengembangbiakan secara generatif atau vegetative dan secara phenotipik siap untuk materi genetik pembangunan hutan tanaman.

Proses Persilangan di Sumber Benih











    







Proses Pengunduhan




 


























Rabu, 12 Juni 2024

MERAUP RUPIAH DARI (KOHE) KAMBING

 

MERAUP RUPIAH DARI KOTORAN HEWAN (KOHE) KAMBING


Dengan perkembangan kemajuan teknologi saat ini, seseorang atau kelompok dituntut untuk bisa memanfaatkan peluang dalam mengembangkan dan meningkatkan suatu potensi unggulan yang ada disekitar wilayah tempat mereka tinggal. hal ini penting untuk menggali potensi yang ada disekitar lingkungan untuk dapat dikelola dengan bijak dan kreatif.

Salah satunya yang telah dilakukan pada KTH Wana Harapan desa Mantren Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. KTH ini lebih kurang 3 tahun yang lalu, mulai mencoba mengolah kotoran hewan (Kohe) ternak kambing yang biasanya hanya digunakan sebagai pupuk dasar atau kompos diproses menjadi salah satu produk unggulan yang ada di wilayah desa Mantren kecamatan punung yaitu pupuk bokhasi kotoran hewan (Kohe) dimana saat ini mulai eksis dan dilirik oleh kelompok atau perorangan buat digunakan sebagai pupuk organik yang mempunyai kualitas yang tidak kalah dibandingkan dengan pupuk organik yang ada di kios-kios pertanian atau toko-toko pertanian.



Bahan-bahan yang disiapkan :

- Srintil (kotoran hewan) kambing yang telah diselep                         (dihaluskan)

Disiapkan Em4

-  Molase (tetes tebu)

-  Kapur gamping/tohor

 - Garam secukupnya

-  Belerang yang sudah dihaluskan

- Mol (pupuk cair) dari hasil fermentasi


Alat yang diperlukan :

-  Timba/ember
-  Air
-  Gembor/Handsprayer
-  Gayung
-  Terpal


Proses Pembuatannya :

Larutkan molase/tetes tebu kedalam timba yang berisi air, aduk terus sampai tetes tebu benar-benar larut campur dengan air, selajutnya tuangkan Em4 kedalam timba yang berisi larutan molase dan aduk sampai merata selanjutnya tutup timba dengan kain atau tutup panci dan biarkan selama 1 hari untuk mengaktifkan mikroba.






Selanjutnya Campurlah kotoran hewan yang sudah dihaluskan dengan kapur tohor, garam, belerang dan Mol(pupuk cair) sampai rata.Semua bahan-bahan dicampur dan diaduk-aduk sampai merata

Selanjutnya siram atau semprot kotoran hewan yang sudah  tercampur bahan-bahan dengan larutan Em4 sampai benar-benar merata kalau perlu dibolak-balikan hingga kotoran hewan tersebut tersemprot dengan larutan Em4, hal ini penting untuk diperhatikan agar proses terjadinya fermentasi dapat berlangsung dengan maksimal.

Perlakuan selanjutnya setelah kotoran hewan(Kohe) ditutupi dengan terpal, dibiarkan selama lebih kurang 2 bulan, agar proses terjadinya fermentasi berjalan dengan sempurna.


Setelah melalui proses fermentasi selama 2 bulan kemudian pupuk bokhasi (Kohe) dilakukan pengepakan kedalam zak dan siap untuk diedarkan.


Rabu, 15 Mei 2024

Alat Ekonomi Produktif Pengupas Biji

 


Alat Ekonomi Produktif Pengupas Biji  


Penyampaian dan penerimaan alat ekonomi produktif di Desa Sanggrahan, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan diinisiasi oleh Seksi Rehabilitasi Lahan dan Pemberdayaan Masyarakat. Dilaksanakan melibatkan Koordinator Penyuluh CDK wilayah Pacitan dan Penyuluh Kehutanan Pendamping beserta pelaksana di seksi RLPM bersama KTH Buana Jaya I tepatnya di Dusun Krajan dengan alat ekonomi produktif berupa mesin pengupas buah kopi yang akan diberikan  dalam rangka membantu masyarakat dalam melakukan proses pasca panen buah kopi di KTH Buana Jaya I, Desa Sanggrahan Kecamatan Kebonagung.

Pertemuan Kelompok tani Hutan dalam rangka Sosialisasi Dalam rangka penerimaan alat ekonomi produktif ini dilaksanakan pada Kamis, 22 Februari 2024 di sekretariat KTH Buana Jaya I diikuti oleh pengurus dan anggota KTH Buana Jaya I. Pendampingan dilakukan oleh Penyuluh Kehutanan wilker Kecamatan Kebonagung beserta segenap Tim. 



  1. Keberadaan alat merupakan aset kelompok, sehingga harus dikelola dengan skema sebaik mungkin untuk kepentingan kelompok dan masyarakat sekitar, utamanya mendukung usaha kelompok yang tengah dikembangkan yaitu Pengembangan Potensi Lokal yang ada (Budidaya Kopi)
  2. Pertemuan ini terselenggara juga dalam rangka penguatan dan Pendampingan Kelembagaan KTH sebagai wujud dukungan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan melalui seksi RLPM dengan APBD tahun anggaran 2024 memfasilitasi KTH dalam upaya meningkatkan pendapatan kelompok dari usaha hasil hutan non kayu khususnya dari budidaya tanaman kopi.
  3. Selanjutnya sesi diskusi yang dimoderatori oleh Penyuluh Kehutanan Kecamatan Kebonagung. Dalam diskusi dibahas pertanyaan yang diajukan baik oleh  anggota beserta pengurus KTH Buana Jaya I Desa Sanggrahan mengenai beberapa permasalahan dalam pengelolaan alat serta upaya Rehabilitasi hutan dan lahan  di  Desa Sanggrahan Kecamatan Kebonagung.
  4. Disampaikan harapan dengan bantuan mesin pengupas buah biji kopi ini kelompok tani hutan Buana Jaya I semakin meningkat aktifitas kegiatannya, dapat melakukan pasca panen dari hasil biji kopi menjadi serbuk kopi yang siap saji, berlabel dan dapat menembus di pasaran sehingga nilai jualnya menjadi tinggi, sehingga dapat mewujudkan hutan tetap lestari masyarakat semakin meningkat kesejahteraannya. Dengan upaya pasca panen ini diharapkan Kelompok Tani Hutan Buana Jaya I Desa Sanggrahan dapat menjadi kelompok yang mandiri.

Berada di dataran tinggi dan bersuhu dingin, Desa Sanggrahan Kecamatan Kebonagung memiliki potensi menjanjikan untuk budidaya tanaman kopi. Warga Desa Sanggrahan mengembangkan tanaman kopi ini turun temurun dan sudah dikenal di pasar lokal Pacitan.

Saat ini kurang lebih 40 hektar lahan kopi, dengan luas tanaman produktif 15 hektar memproduksi 165 kg biji kopi berhasil dikembangkan kelompok tani Kopi setempat. Ini belum termasuk sejumlah luasan tanaman kopi lainya yang tumbuh subur di pekarangan warga. Dengan luasan tersebut produksi kopi petani Desa Sanggrahan memasarkan dalam bentuk biji kopi kepada konsumen lokal.

Dengan adanya penerimaan Sarana Prasaran berupa Alat Ekonomi Produktif berupa Pengupas Kopi (Pulper) tentunya diharapkan dapat meningkatkan kelola usaha kelompok

 

Kamis, 04 April 2024

Potensi Sadap Getah Pinus di KTH Karang Kitri 07 Desa Ketro Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan

Potensi Sadap Getah Pinus di KTH  Karang Kitri 07 Desa Ketro Kecamatan Tulakan  Kabupaten Pacitan

Pendahuluan

Kelola Usaha pada KTH adalah merupakan salah satu tolok ukur tingkat kemandirian kelompok . Semakin baik dan besar usaha kelompok semakin  mandiri kelompok tani hutan dalam menjalankan Lembaga kelompok.

Solid nya kelompok dalam menjalankan organisasi menjadi kunci suksesnya usaha yang dikelola oleh kelompok. Kelompok yang sudah maju dan mandiri mampu mengelola badan usaha kelompok dan korporasi bahkan sudah mempunyai Badan Hukum sebagai legalitas formal.

KTH Karang Kitri 07 adalah Kelompok Tani Hutan di desa KetroKecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan, berdiri tahun 2014. Usaha kelompok secara umum adalah usaha pertanian lahan kering dengan pola Agroforestry, dimana lahan usahatani ditanami tanaman hutan (kayu) dan di bawah tegakan secara umum diusahakan ditanami tanaman pangan dan tanaman empon-empon (Wana Farma).

Profil Kelompok                        

Nama KTH                            : Karang Kitri 07
Alamat                                   : Desa Ketro Kecamatan Tulakan Kabupaten Pacitan
Tahun berdiri                         : 2014
Pengurus  :      1  Ketua          : Katno
                        2. Sekretaris   : Pawito
                        3. Bendahara  : Tunarwan
Jumlah anggota                      : 21  orang
Luas hutan                             : 30 ha  


Pengelolaan Sadap Getah Pinus di KTH Karang Kitri 07

  1. Riwayat singkat Sadap Pinus KTH Karang Kitri 07

Awal tahun 2020 dibawah bimbingan Penyuluh Kehutanan dengan mitra usaha CV Rimbun Sejahtera dilakukan sosialisasi kepada kelompok  tentang Prospek Usaha Getah Pinus, yang disambut antusias oleh beberapa anggota kelompok.

Kegiatan sadap pinus dimulai oleh 14 orang anggota dengan  fasilitas peralatan sadap dibantu oleh mitra usaha, dan hsail getah yang dikumpulkan dibeli oleh mitra usaha.

Terkendala adanya wabah  COVIDS-19 kegitan sadap  pinus sempat terhenti karena kacaunya system perdagangan getah pinus, hal ini berdampak lesunya minat petani dalam usaha sadap pinus tersebut.

Pasca gelombang wabah Covid-19 permintaan getah pinus meningkat, hal ini memeotivasi salah seorang tokoh anggota kelompok untuk membangkitkan Kembali usaha sadap getah pinus tersebut. Hal ini ditandai adanya fasilitasi  Kemitraan Kerjasama dengan CV Rimbun Sejahtera dalam Usaha Sadap Getah Pinus di KTH Karang Kitri 07   pada pertengahan tahun 2022 oleh Penyuluh Kehutanan.


Pembinaan Kelompok dan Pendampingan

Upaya pengelolaan usaha Sadap Getah pinus di KTH Karang Kitri 07 berjalan dengan dorongan dan motifasi dari Penyuluh Kehutanan , Mitra usaha CV Rimbun Sejahtera, dan peran tokoh anggta kelompok sebagai penanggungjawab  dalam kelompok.

Kegiatan pembinaan dilakukan dalam pertemuan rutin yang disepakati kelompok dan berjalan dengan baik yaitu setiap tanggal “ Dua”



Dalam pertemuan tersebut dilakukan pembinaan oleh mitra usaha , Penyuluh Kehutanan, dan pihak terkait bila dibutuhkan. Dalam pertemuan tersebut dilakkan arisan, dan penimbangan getah hasil sadapan, yang sekaligus transaksi  jual beli dengan mitra usaha





.
Potensi dan hasil

Potensi hasil getah pinus pada KTH Karang Kitri 07 adalah 400 Kg – 600 Kg perbulan, dengan harga Rp. 9.000,- / kg  nilai transaksi penjualan kelompok berkisar : Rp. 3.00.000,- s/d  Rp. 5.400.000,- / per bulan.

Jumlah petani penyadap 12 orang dengan jumlah tanaman pinus siap sadap 5.000 batang,

 



Kendala dan tantangan

  1. Masih tingginya penebangan pinus oleh anggota karena kebutuhan ekonomi yang mendesak,
  2. Beberapa tanaman mempunyai produktifitas rendah yang mungkin disebabkan factor genetis tanaman
  3. Lambatnya riap pertumbuhan pinus yang disebabkan kondisi lahan yang bervariatif , sehingga memerlukan waktu yang lama untuk tanaman yang siap sadap.
  4. Petani kesulitan mendapatkan bibit tanaman untuk pengembangan.



Saran Tindak lanjut

  1. Upaya pengembangan tanaman pinus bisa dilakukan seara swadaya dan bantuan pihak terkait, kelompok bisa bekerjsama dengan Penyuluh Kehutanan dalam membuat pesemaian pinus seacar swadaya.  Berkoordinasi dengan mitra usaha untuk mnendapatkan bibit pinus.
  2. Penguatan modal usaha kelompok untuk mengatasi kebutuhan mendesak anggota, sehingga upaya penebangan pohon pinus dapat dikurangi.