Jumat, 15 November 2024

MONEV BITPRO

           

Penghijauan adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis lingkungan. Penghijauan memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai paru-paru kota, dimana pada pertumbuhannya menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan untuk pernapasan makhluk hidup. Manfaat penghijauan yang lain adalah sebagai pengatur lingkungan, karena vegetasinya akan menimbulkan hawa lingkungan setempat yang sejuk dan nyaman. Selain itu, penghijauan juga dapat mengurangi polusi udara, vegetasinya dapat menyerap polutan tertentu serta dapat menyaring debu yang banyak kita temukan di udara.

         Keberhasilan tanaman mencapai 53,6% hingga kegiatan pemantau dilaksanakan Hal tersebut berarti pemilihan tanaman Matoa, Alpokat dan Jeruk Pamelo sebagai upaya BITPRO. Mengingat tanaman Matoa, Alpokat dan Jeruk Pamelo sangat toleran terhadap lingkungan yang kering ataupun lembab, juga terhadap tanah yang kuring subur Faktor yang menyebabkan ketidakmampuan tanaman beradaptasi antara lain seralgan hama berupa hewan ternak milik masyarakat sekitar penanaman

     Permasalahan yang dihadapi setelah penanaman yaitu tanaman tidak tumbuh secara maksimal. Hal ini terjadi karena kurangnya nutrisi dan pasokan air. Upaya yang dapat dilakukan yaitu berupa pemberian pupuk, pendangiran dan penyiangan. Selain hal diatas beberapa tanaman mati karena hama dan penyakit. Upaya yang dilakukan yaitu pemeliharaan berupa penyemprotan secara alami maupun kimiawi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penanaman tanaman BITPRO 

Kemampuan sumberdaya manusia kelompok tani. 

Untuk mencapai keberhasilan penanaman tanaman BITPRO, sumberdaya manusia kelompok tani harus memiliki penetahuan dan kemampuan secara teknis dan administrasi.

Kemampuan teknis yang dimaksud adalah kondisi penguasaan teknik penanaman yang sesuai dengan persyaratan penanaman

Kemampuan administrasi adalah kondisi penguasaan pengelolaan adminitrasi dalam kegiatan penanaman tanaman BITPRO. 

Pendanaan. 

Aspek pendanaan menjadi faktor yang dominan. Selama ini penanaman BITPRO belum ada yang bersumber dari swadaya masyarakat atau lembaga lainnya

Secara teori sesungguhnya program dari pemerintah ini ditujukan untuk mendorong masyarakat agar dapat menanaman tanaman BITPRO secara mandiri dengan menggunakan permodalan dari usaha swadaya kelompok tani atau bekerja sama dengan mitra usaha. Sehingga kegiatan penanaman BITPRO akan terus berjalan dan mampu memberikan dampak positif yang luas secara ekologis dan ekonomis.

Pendampingan

Pendampingan dari petugas penyuluh kehutanan memiliki peran penting dalam teknis penanaman tanaman (BITPRO) Penyuluh pendamping berperan membantu memberikan saran dan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kelompok pelaksana kegiatan (BITPRO), memberikan wawasan dan tranfers informasi serta teknologi yang menunjang kelancaran penanaman tanaman (BITPRO)  

Dalam posisi tertentu penyuluh pendamping juga berperan sebagai pelaksana monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan penanaman tanaman BITPRO. Hasil monitoring dan evaluasi yang telah dianalisa dituangkan kedalam bentuk rekomendasi untuk kelompok pelaksana dan pihak lainnya yang terakait dan memungkinkan untuk mendukung peningkatan keberhasilan penanaman tanaman BITPRO yang didampinginya.

           Dukungan pemerintah desa dan lembaga lainnya 

Dukungan dari  lembaga pemerintah desa dan lembaga lainnya dalam bentuk kebijakan yang mampu mendorong tetap berjalannya penanaman tanaman BITPRO sangat penting.

Sebagai contoh kecil, pemerintah desa dapat mengeluarkan kebijakan pemanfaatan dana desa untuk membantu permodalan dalam bentuk kemitraan usaha denga kelompok tani agar kelompok tani dapat melaksanakan penanaman  BITPRO secara mandiri. Dan atau kebijakan lainnya yang sifatnya mendukung.


          Minat masyarakat setempat 

Kecenderungan minat masyarakat dalam setempat dalam pola usaha bertaninya sangat memberikan pengaruh bagi keberhasilan penanaman tanaman (BITPRO Pola usaha tani yang monokultur hanya menyukai tanaman pangan yang berumur singkat dengan alasan waktu panen yang singkat yang dapat memberikan pendapatan secara cepat menimbulkan masyarakat menolak adanya tanaman tajuk tinggi disekitar lahan budidayanya karena dianggap akan menurunkan produktivitas tanaman pangan yang dibudidayanya. 

Kondisi ini mengakibatkan dukungan masyarakat terhadap penanaman tanaman BITPRO sangat minim dan tingkat keberhasilan penanaman tanaman BITPRO secara berkelajutan sangat rendah. Dalam kondisi sperti ini peran penyuluh kehutanan sangat di perlukan dalam hal memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat khususnya petani mengenai pentingnya kenaregamanan tanaman, perlunya tanaman tajuk tinggi dalam menjaga keseimbangan ekologi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi petani.


















Jumat, 18 Oktober 2024

Pengembangan system Penyuluhan Kehutanan (Pemberian QR Kode)

 

QR-Code adalah singkatan dari  Quick Response Code, yang merupakan sebuah kode dua  dimensi,  yang  dapat  discan  dan  dapat menyimpan banyak informasi. Sehingga, QR-Code  ini  dapat digunakan sebagai  pelengkap pemberian nama untuk identifikasi tanaman di salah  satu  kantor. QR-Code  dapat dimanfaatkan bagi pengunjung  yang menginginkan  penjelasan  lebih  cepat  dan lengkap terkait suatu tanaman yang di sekitar kantor.  QR-Code  disebut  pelengkap  suatu pemberian nama untuk identifikasi tanaman, hal ini  karena  QR-Code  dapat  menyediakan informasi  lebih  lebih  lengkap  dengan  cara mengscan  nya.  Akan  tetapi,  yang  dijadikan sebagai  sumber  informasi  utama  dari  suatu tanaman  tersebut,  masih  tetap  tulisan  nama ilmiah dari masing-masing tanaman itu sendiri. Karena,  QR-Code  adalah  kode  visual  yang tidak  dapat  dipahami  dan  dimengerti  oleh manusia secara  langsung, sehingga  guru dan

Pengunjung tentunya akan  lebih menyukai informasi yang dapat  dipahami secara  langsung seperti saat menggunakan tulisan yang ditempel pada suatu tanaman.  Oleh  karena  itu,  sumber  informasi utama dari suatu tanaman di kantor ini yaitu tulisan  nama  ilmiah  dari  suatu  tanaman.

Kemudian, pengunjung  yang membutuhkan informasi lebih lanjut mengenai suatu  tanaman  yang  ada  di  sekitar  kantor, maka mereka dapat  memperolehnya dari QR-Code  yang  terdapat  pada  masing-masing tanaman di sekitar kantor, dengan cara discan. Dengan menggunakan  QR-Code ini,  berbagai macam data dan informasi akan dapat disimpan dengan  cara  yang  lebih  efisien.  Data  dan infomasi tersebut bisa  berupa data  teks  yang berisi  penjelasan  dan  informasi  lebih  lanjut mengenai  tanaman  yang  terdapat  di  sekitar kantor  tersebut.  Sehingga,  pengunjung  yang  ada  di kantor tersebut  dapat memperoleh informasi secara detail terkait berbagai macam tanaman yang  ada  di  sekitar  kantor  dengan  mudah. Kegiatan  ini  dilakukan  dengan  berbagai rangkaian kegiatan, yang terdiri atas pendataan jenis  tanaman di  sekitar  kantor,  pembuatan QR-Code,  pemasangan  QR-Code,  dan pembagian angket.

 Dengan  dilakukannya  kegiatan pembuatan  sistem informasi inventarisasi tanaman menggunakan QR-Code ini, maka dapat  ini  dapat  mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi berbagai jenis tanaman  dan  dapat  menambah  pengunjung nama-nama dan jenis tanaman yang ada di sekitar kantor.

Maksud dan tujuan penyusunan konsep desain pengembangan sistem Penyuluhan Kehutanan yaitu meningkatkan pengetahuan dan :keterampilan serta mengubah sikap dan perilaku masyarakat agar mau dan mampu mendukung pengembangan kehutanan dengan tetap mengikuti perkembangan teknologi yang ada di masyarakat



Penyusunan konsep desain pengembangan sistem Penyuluhan Kehutanan yaitu berdasarkan media utamanya media terproyeksi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh Penyuluh Kehutanan dalam meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta mengubah sikap dan perilaku masyarakat agar mau dan mampu mendukung pengembangan kehutanan dengan tetap mengikuti perkembangan teknologi yang ada di masyarakat

 Mengidentifikasi tanaman yang  ada, terutama jika  tanaman  yang  ada  di  sekitar  kantor tersebut memiliki jenis tanaman yang beragam  dengan pembuatan  sistem inventarisasi tanaman, maka diharapkan dapat mengatasi  kesulitan  dalam  mengidentifikasi tanaman  yang  ada  dan  dapat  menambah pengunjung  terkait nama-nama  dan  jenis  tanaman  yang  ada  di kantor tersebut melalui  respon pengunjung terhadap  kegiatan  pembuatan sistem informasi inventarisasi tanaman ini.  

Dilaksanakan  dengan menggunakan metode terapan, dan terdiri atas  berbagai rangkaian  kegiatan, yaitu pendataan  jenis  tanaman  di  sekitar  kantor, pembuatan QR-Code, pemasangan QR-Code, Alat dan  bahan yang diperlukan  diantaranya  yaitu  handhone  yang digunakan  sebagai  alat  untuk  identifikasi tanaman  dan  juga  sebagai  alat  scan,  laptop untuk  mendata  jenis  tanaman  dan  membuat QR-Code, alat laminating untuk melapisi kertas yang akan ditempel pada setiap tanaman yang berisi  QR-Code  dan  beberapa  informasi mengenai  tanaman,  printer, alat  tulis  dan  tali atau pengait QR-Code pada tanaman.








Prosedur Kerja

 Prosedur penyusunan konsep desain pengembangan sistem Penyuluhan Kehutanan meliputi:

1.    Penentuan objek materi untuk kegiatan penyuluhan kehutanan

2.    Penyusunan materi penyuluhan kehutanan

Kegiatan pendataan jenis tanaman pendataan jenis tanaman ini dilakukan dengan melakukan  identifikasi  setiap  jenis  tanaman yang ada di lingkungan kantor  dengan cara mengambil  foto  atau  gambar  setiap  jenis tanaman yang ada, mecatat lokasi atau tempat tanaman  yang  ada  untuk  memudahkan pendataan, kemudian mengumpulkan informasi lengkap  terkait  dengan  klasifikasi  tanaman (nama tanaman, nama latin, ordo, family, dan genus),  deskripsi  singkat  tanaman,  serta mencatat jumlah  tanaman  sesuai  jenisnya

3.Pengunggahan materi dalam blog sebagai rujukan saat QR Code dilakukan    pemindaian 

4. Pembuatan QR Code:

Setelah  melakukan  pendataan  jenis tanaman, langkah selanjutnya yaitu melakukan pembuatan  QR-Code  menggunakan  platform atau  generator  QR-Code  yang  tersedia  di internet  dengan  memasukkan  informasi-informasi  terkait  tanaman  yang  telah  didata ebelumnya.  Setelah  QR-Code  dibuat, selanjutnya  diprint  dan  dilaminating,  untuk melindungi  kertas  agar  aman  dari  kotoran maupun air 

5. Pemasangan QR Code pada lokasi yang akan dijakan sasaran dalam penyuluhan          kehutanan.

Setelah  QR-Code  selesai  dibuat  dan dilaminating,  Langkah  selanjutnya  yaitu memasang QR- Code,  dipasang  QR-Code  yang  telah  dibuat  pada setiap  tanaman  yang  telah  didata

 



 

Jumat, 06 September 2024

RENCANA OPERASIONAL FOLU NET SINK KABUPATEN PACITAN

 

Pengelolaan hutan lestari dalam FOLU Net Sink 2030 dilakukan melalui mitigasi pencegahan deforestasi lahan mineral; pengendalian kebakaran hutan dan lahan dan pengendalian pengelolaan kawasan hutan; usaha kehutanan dan Teknik pengelolaan; serta Perhutanan Sosial;

Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan diharapkan menjadi penyumbang terbesar dalam pencapaian Peningkatan Cadangan Karbon yang sekaligus juga menjadi trigger bagi manfaat lainnya (multiplier effect).

Aksi mitigasi pada bidang Konservasi terdiri dari Pencegahan deforestasi dan degradasi, Peningkatan cadangan karbon (non rotasi), dan Konservasi keanekaragaman hayati tinggi (Aksi Mitigasi +).

Bidang instrumen data dan informasi melalui kegiatan sosialisasi dan komunikasi publik; law enforcement; serta evaluasi, kebijakan dan Standardisasi.

Adapun draft Renja telah menjabarkan perencanaan Program dan Kegiatan Indonesia's FOLU Net Sink 2030 Kabupaten Pacitn dengan luasan rencana operasional sebesar 6.567,746 Ha dengan rincian sebagai berikut:

RO 7 (Peningkatan Cadangan Karbon Dengan Rotasi) dilaksanakan oleh CDK Wilayah Pacitan Wilayah kerja Kabupatan Pacitan total seluas 6.567,172Ha

RO 12 (Pengelolaan Mangrove) dilaksanakan oleh CDK Wilayah Pacitan Wilayah kerja Kabupatan Pacitan total seluas 0,574 Ha



Selasa, 16 Juli 2024

BUDIDAYA LEBAH CERANA



Peternakan lebah merupakan alternatif untuk memanfaatkan potensi hutan dan juga mendukung upaya penanaman sehingga hutan akan terbangun kembali. Kegiatan perlebahan juga akan meningkatkan produktivitas tanaman yaitu melalui peningkatan jumlah buah- buah dari hasil penyerbukan lebah. Jenis-jenis tanaman penghasil pakan lebah meliputi tanaman buah-buahan, sayur-sayuran, tanaman hias, tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan.

Tanaman pakan yang ideal adalah tanaman yang dapat menghasilkan pollen dan nektar dalam jumlah yang cukup banyak dan tersedia secara terus menerus sepanjang tahun. Akan tetapi keadaan yang ideal inilah yang sulit dipenuhi, terutama dikarenakan tanaman-tanaman yang berpotensi besar untuk menghasilkan pollen dan nektar ketersediannya sangat dipengaruhi oleh musim.Jadi salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam usaha pengembangan lebah madu adalah mengetahui musim-musim berbunga dari jenis tanaman yang menjadi pakan lebah madu.

Indikator Keberhasilan :

Ø  Menjelaskan cara menentukan lokasi budidaya lebah madu

Ø  Menjelaskan jenis – jenis pakan lebah

Ø  Menjelaskan jenis-jenis tanaman penghasil pakan lebah ( Nektar, Royal Jelly dan Pollen )

 

PENENTUAN LOKASI BUDIDAYA LEBAH MADU CERANA

 

Dalam pembudidayaan lebah diperlukan lokasi yang baik karena penentuan lokasi yang tepat merupakan salah satu keberhasilan di dalam budidaya lebah madu.

Lokasi bagi peternakan lebah hendaknya berada di daerah yang berhawa sejuk dan nyaman, tidak berangin kencang, tidak bising, dan dekat aliran air atau yang menghadap ke arah timur, agar dapat menerima sinar matahari pagi untuk kesehatan rumah tangga lebah.

Lokasi peternakan lebah tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin karena dapat mempengaruhi produksi madu. Jarak antara stup hendaknya paling sedikit dua meter dan berderet rapih untuk memudahkan pemeriksaan . Stup di tempatkan dekat dengan jalan yang mudah dilalui

Ketinggian tempat 200 – 1000 m dpl. Jarak lokasi dengan sumber air minimal 200-300 meter agar memudahkan lebah menyejukkan sarangnya di musim kemarau. ketersediaan air bersih sepanjang tahun, suhu udara 20–34 0C dengan kelembaban 70-80%.

Lokasi agar dihindari dekat perusahaan pengguna insektisida, jauh dari bau dan asap yang menyengat.

Lokasi hendaknya terdapat tanaman pakan lebah berupa nektar dan tepung sari yang cukup dengan jarak radius terbang lebah yaitu 1,5–2,0 km, serta mengetahui jenis tanaman pakan, jenis bunga yang disukai dan masa pembungaan tanaman.

Untuk menjadi perhatian karena serangga berdarah dingin sangat dipengaruhi oleh perubahan suhu udara di sekitarnya antara lain: di bawah 5 0 C tidak dapat berjalan, hidup terancam dan di bawah 10 0 Curat syarafnya menjadi lemah, tidak bisa terbang.

JENIS – JENIS PAKAN LEBAH SUMBER PAKAN LEBAH

         Sumber pakan lebah madu adalah tanaman yang meliputi; tanaman buah-buahan, tanaman sayur-sayuran, tanaman hias, tanaman pangan, tanaman perkebunan dan tanaman kehutanan.

Bunga-bunga dari tanaman-tanaman tersebut mengandung nektar dan tepung sari bunga (pollen).

Vegetasi baik yang tumbuh secara alami maupun dibudidayakan manusia dapat menghasilkan nektar dan atau pollen ( tepung sari ) yang diambil oleh lebah madu sebagai pakan.

 A. NEKTAR

       Nektar adalah cairan manis yang terdapat di dalam bunga tanaman. Hampir semua tanaman berbunga adalah penghasil nectar. Nektar merupakan hasil suatu senyawa kompleks yang dihasilkan oleh kelenjar “ Necterifier” tanaman dalam bentuk larutan dengan konsentrasI yang bervariasi. Komponen utama dari nektar adalah sukrosa, fruktosa, dan glukosa. Di samping itu, dalam nektar terdapat zat-zat gula lainnya seperti maltosa, melibiosa, ratinosa, serta turunan karbohidrat lain.

         Nektar berfungsi menyediakan energi untuk mempertahankan suhu tubuh koloni lebah, dan bahan baku pembuatan madu.Tumbuhan yang menghasilkan nectar ada dua macam nectar, yaitu nektar floral dan nektar ekstra floral. Nektar floral adalah nectar yang dihasilkan dari dalam atau dekat bunga tanaman, contoh : nektar kaliandra. Nektar ekstra floral adalah nectar yang dihasilkan oleh bagian tumbuhan selain bunga,contoh : nektar pada daun karet. Lebah memiliki organ kusus untuk mengambil nektar, yang disebut probosis.Lebah memiliki probosis, bentuknya seperti belalai pada gajah. Probosis memiliki kemampuan mengisap cairan nektar pada bungaFaktor eksternal yang mempengaruhi nektar dan kandungan gula adalah kelembaban dan temperature udara, apabila kelembaban tinggi, banyak nektar dihasilkan tetapi kandungan gulanya rendah dan apabila udara kering, nektarnya sedikit tetapi kadar gula tinggi

 B.   POLLEN (TEPUNG SARI) 

        Pollen atau tepung sari diperoleh dari bunga yang dihasilkan oleh antenna sebagai sel kelamin jantan tumbuhan.Pollen dimakan oleh lebah madu terutama sebagai sumber protein, lemak, karbohidrat dan serta sedikit mineral. Satu koloni lebah madu membutuhkan sekitar 50 kg pollen per tahun. Sekitar separuh dari pollen tersebut digunakan untuk makanan larva. Bahan baku membikin makanan larva ditambah air menjadi roti lebah.Kegiatan mengumpulkan nektar, polen dan air sepenuhnya dilakukan oleh lebah pekerja (worker). Dalam satu koloni lebah madu Apis cerana terdapat 30.000 ekor lebah pekerja dan 60.000 ekor pada koloni A. mellifera.Lebah pekerja adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak berkembang sempurna dan tidak dapat menghasilkan telur.Sama halnya dengan lebah ratu, lebah pekerja berasal dari sel telur yang dibuahi. Pada kondisi normal, seekor lebah pekerja dalam satu hari mampu mengumpulkan nektar lebih dari 250.000 tangkai bunga.Untuk membuat 1 kg madu, lebah harus melakukan 81.400 kali perjalanan terbang atau setara dengan jarak 1.056.000 km penerbangan. 

 

C.   MAKANAN STIMULAN

Diberikan pada waktu musim paceklik dimana tanaman pakan tidak sedang berbunga, atau pakan di lapangan tidak tersedia dalam jumlah yang cukup sehingga koloni lebah kekurangan pakan. Untuk mengatasi kekurangan nektar, diberikan stimulasi campuran gula + air (1:1). Sedangkan untuk kekurangan pollen, dengan memindahkan lokasi koloni / diangon ke lokasi yang banyak pollen.

 

 KEMAMPUAN LEBAH MADU  MENCARI MAKAN 

        a. Nektar

Lebah pekerja mengumpulkan nectar dan pollen setiap hari dan menyimpannya dalam sarang. Kemampuan terbang mencapai radius 1-2 km. Pengumpulan Nektar Seekor lebah pekerja mengumpulkan nektar ± 40 mg selama satu hari.

Nektar tersebut ditampung sementara dalam kantung madu selanjutnya dibawa pulang, Sesampainya di sarang, lebah pekerja lapangan akan memindahkan muatannya kepada lebah pekerja sarang. Pada saat pemindahan, terjadi penambahan beberapa jenis enzim kedalam nektar untuk mencerna gula alami. Selanjutnya nektar disimpan didalam sarang, diangini dan diuapkan untuk mengurangi kadar air nektar.

Kemampuan lebah pekerja dalam mengumpulkan nektar tanaman bervariasi dari 25-70 mg per ekor (Gojmerac, 1983) dan ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain kapasitas kantong madu (honey sac) lebah pekerja, jumlah dan konsentrasi gula nektar, keadaan cuaca serta pengalaman lebah pekerja dalam pengumpulan nektar .

Faktor lain yang mempengaruhi banyaknya nektar yang ditimbun sebagai madu dalam satu koloni lebah adalah ukuran dan komposisi populasi koloni terutama kehadiran dan kualitas ratu. Hasil akhir proses tersebut adalah madu.

 

  b. Pengumpulan Pollen


    Seekor lebah pekerja harus mengunjungi banyak bunga. Lebah mendekapkan tubuhnya ke bunga sehingga pollen menempel pada bulu-bulu tubuhnya.

Pollen kemudian dikumpulkan ke dalam keranjang pollen di kaki belakang (kapasitas berat 20 mg). Setelah sampai di sarang pollen ditempatkan langsung oleh lebah pekerja lapangan, dengan cara ditimbun padat sampai sekitar 2/3 kapasitas sel dan dilapisi madu untuk mencegah pembusukan.

Secara umum di dalam suatu koloni lebah : 25 % dari total lebah pekerja lapangan membawa pollen ke sarang. 60 % membawa nektar, dan selebihnya membawa keduanya. Kehadiran lebah ratu dan feromonnya akan merangsang pengumpulan nektar dan setelah nektar berlimpah, lebah pekerja akan mengumpulkan pollen. Begitu pula aktivitas bertelur lebah ratu mempengaruhi aktivitas pengumpulan pollen.

Proporsi lebah pekerja mengumpulkan pollen berkorelasi langsung dengan laju bertelur lebah ratu dan jumlah tetasan yang ada dalam koloni.

        Pada umumnya semua tanaman berbunga merupakan sumber pakan lebah, karena dapat menghasilkan nektar, polen atau nektar dan polen.

Jenis tanaman penghasil nektar antara lain: tanaman akasia, sengon, ketapang, sono keling, asam jawa, mahoni, kaliandra, cendana, karet, kapas, mangga, mancang, langsat, belimbing, rambutan, jambu air, kacang gude, petai, cabai, nenas, ubi jalar, labu air, oyong, paria, labu siam, bawang merah, dan kumis kucing (Pusat Perlebahan Apiari Pramuka , 2004).

Polen dihasilkan oleh tanaman aren, lamtoro, puspa, api-api, padi, kelapa sawit, bidara, tembakau, jambu mete, delima, lobi-lobi, alpukat, jambu bol, salak, jagung, kacang panjang, kentang, ketumbar, wortel, krokot, rumput pahit, dan putri malu, sedangkan tanaman penghasil nektar dan polen antara lain : kapuk randu, eukaliptus, tebu, vanili, kelapa, wijen, kopi, kedondong, durian, pepaya, waluh, semangka, kesemek, pisang, belimbing, jeruk manis, jeruk besar, apel, lengkeng, leci, anggur, kubis, mentimun, kacang tanah, kedelai, bunga matahari dan bunga flamboyan (Dr. A Rusfidra, Tanaman Pakan Lebah Madu).

Jenis tanaman penghasil nektar yang dikumpulkan lebah sangat mempengaruhi bau, rasa dan warna madu. Oleh karena itu, dipasaran kita mengenal madu randu, madu rambutan, madu apel, madu kelapa dan sebagainya. Penamaan itu biasanya tergantung sumber nektar yang dominan dikumpulkan lebah.

 

Jenis-jenis tanaman penghasil pakan adalah sebagai berikut :

 

Ø Tanaman Sayur-sayuran : wortel, lobak , labu siam, tomak, terung, mentimun, sawi, kacang kacangan.

Ø  Tanaman Buah-buahan : Jambu air/ biji, alpokat, jeruk, mangga, rambutan, apel, lengkeng, anggur, durian , pisang, semangka, nangka.

Ø  Tanaman pangan : padi, jagung, gandum, kacang kedelai, kacang tanah, wijen.

Ø Tanaman perdagangan : kopi, kelapa, coklat, cengkeh, the, vanili, lada, asam, kapas, enau, kemiri.

Ø Tanaman bahan pupuk organic : lamtoro, petai cina, orok-orok, turi, kangkung, ki hujan, ki besi, kemelandingan merah.

Ø  Tanaman bunga-bungaan : mawar, melati, kenanga, sedap malam, angrek, aster, bunga sepatu, kemmuning, nusa indah, flamboyant, bougenvile, cempaka.

Ø  Tanaman Kehutanan : Abasia, jati, mahoni, cendana, kayu putih, kesambi, puspa, akasia, randu alas, dammar, jabon, jamuju.


                          TANAMAN PENGHASIL NEKTAR DAN POLLEN 









 




Selasa, 09 Juli 2024

PENGELOLAAN SUMBER BENIH

Pengelolaan sumber benih

Benih Tanaman Hutan : Benih adalah bahan tanaman yang berupa bahan generatif (beji, serbuk sari) atau bahan vegetatif yang digunakan untuk memperbanyak dan/atau mengembangbiakkan tanaman hutan.

Benih Unggul: Benih secara fisik, fisiologis dari genetik sebagai hasil pemuliaan tanaman dan mampu menghasilkan tanaman dengan produktivitas yang tinggi pada sifat-sifal yang diinginkan.



















 














Bibit Tanaman Hutan: Tumbuhan muda hasil pengembangbiakan secara generatif atau vegetative dan secara phenotipik siap untuk materi genetik pembangunan hutan tanaman.

Proses Persilangan di Sumber Benih











    







Proses Pengunduhan




 


























Rabu, 12 Juni 2024

MERAUP RUPIAH DARI (KOHE) KAMBING

 

MERAUP RUPIAH DARI KOTORAN HEWAN (KOHE) KAMBING


Dengan perkembangan kemajuan teknologi saat ini, seseorang atau kelompok dituntut untuk bisa memanfaatkan peluang dalam mengembangkan dan meningkatkan suatu potensi unggulan yang ada disekitar wilayah tempat mereka tinggal. hal ini penting untuk menggali potensi yang ada disekitar lingkungan untuk dapat dikelola dengan bijak dan kreatif.

Salah satunya yang telah dilakukan pada KTH Wana Harapan desa Mantren Kecamatan Punung Kabupaten Pacitan. KTH ini lebih kurang 3 tahun yang lalu, mulai mencoba mengolah kotoran hewan (Kohe) ternak kambing yang biasanya hanya digunakan sebagai pupuk dasar atau kompos diproses menjadi salah satu produk unggulan yang ada di wilayah desa Mantren kecamatan punung yaitu pupuk bokhasi kotoran hewan (Kohe) dimana saat ini mulai eksis dan dilirik oleh kelompok atau perorangan buat digunakan sebagai pupuk organik yang mempunyai kualitas yang tidak kalah dibandingkan dengan pupuk organik yang ada di kios-kios pertanian atau toko-toko pertanian.



Bahan-bahan yang disiapkan :

- Srintil (kotoran hewan) kambing yang telah diselep                         (dihaluskan)

Disiapkan Em4

-  Molase (tetes tebu)

-  Kapur gamping/tohor

 - Garam secukupnya

-  Belerang yang sudah dihaluskan

- Mol (pupuk cair) dari hasil fermentasi


Alat yang diperlukan :

-  Timba/ember
-  Air
-  Gembor/Handsprayer
-  Gayung
-  Terpal


Proses Pembuatannya :

Larutkan molase/tetes tebu kedalam timba yang berisi air, aduk terus sampai tetes tebu benar-benar larut campur dengan air, selajutnya tuangkan Em4 kedalam timba yang berisi larutan molase dan aduk sampai merata selanjutnya tutup timba dengan kain atau tutup panci dan biarkan selama 1 hari untuk mengaktifkan mikroba.






Selanjutnya Campurlah kotoran hewan yang sudah dihaluskan dengan kapur tohor, garam, belerang dan Mol(pupuk cair) sampai rata.Semua bahan-bahan dicampur dan diaduk-aduk sampai merata

Selanjutnya siram atau semprot kotoran hewan yang sudah  tercampur bahan-bahan dengan larutan Em4 sampai benar-benar merata kalau perlu dibolak-balikan hingga kotoran hewan tersebut tersemprot dengan larutan Em4, hal ini penting untuk diperhatikan agar proses terjadinya fermentasi dapat berlangsung dengan maksimal.

Perlakuan selanjutnya setelah kotoran hewan(Kohe) ditutupi dengan terpal, dibiarkan selama lebih kurang 2 bulan, agar proses terjadinya fermentasi berjalan dengan sempurna.


Setelah melalui proses fermentasi selama 2 bulan kemudian pupuk bokhasi (Kohe) dilakukan pengepakan kedalam zak dan siap untuk diedarkan.