Jumat, 09 Desember 2022

KONSERVASI TANAH DAN AIR

 

LATAR BELAKANG


        Di awal musim hujan telah menurun, walau sesekali masih turun hujan. Menyikapi hal ini, sebagai penyuluh kehutanan yang bertugas di lapangan selalu memantau adanya resiko bencana yang mungkin terjadi dan segera melakukan pelaporan sebagai salah satu bentuk tanggung jawab dan perhatian terhadap wilayah binaan.

Kecamatan Tulakan topografi wilayah yang sebagian besar berupa perbukitan ±85%. Pada daerah ini, di musim penghujan airnya melimpah hingga meluap, namun ketika kemarau air menyusut hingga nyaris kekeringan. Terdapat aliran sungai yang melalui hampir seluruh wilayah kecamatan Tulakan, membelah maupun melintang di antara desa-desa, sehingga otomatis bersinggungan dan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. 

Melihat kondisi alam yang demikian serta keadaan cuaca yang relatif sulit diprediksi, beragam resiko yang tak terhindarkan bisa mungkin dapat terjadi salah satunya yaitu erosi. Jika sudah terjadi tentunya hal ini mengganggu kelangsungan aktivitas masyarakat warga desa. Karena peristiwa erosi menyebabkan meluapnya sungai, jebolnya tanggul dan amblesnya jembatan. 

Yang baru-baru ini terjadi di Tulakan yaitu di Desa Wonoanti terjadi bencana erosi yang berakibat tanah longsor menggerus pemukiman di desa Bungur, Losari dan Ngumbul.

KONSERVASI TANAH DAN AIR 

Tanah dan air sebagai sumberdaya alam terbarukan harus dikelola dan dimanfaatkan secara bijaksana agar diperoleh manfaat yang berkelajutan  dan produktifitasnya tetap lestari. Setiap macam penggunaan tanah serta aliran permukaan. Teknologi yang digunakan  dalam pengelolaan  lahan akan diperoleh pemanfaatan  dan  produktifitas  yang  berkelanjutan   atau  sebalikny

Upaya penyelamatan bumi dalam bentuk Konservasi Tanah dan Air, sangat mendesak untuk mengembalikan ekosistem tanah dan air demi keselamatan kehidupan  yang menyertainyaKonservasi  Tanah dan Air adalah dua hal yang saling berkaitan.  Tindakakonservasi  atau perlindungan  alam terhadap tanah, berdampak pada ketersediaan kuantitas dan kualitas air yang berkelanjutan. Usaha konservasatau perlindungan  alam terhadap air, akan melibatkan  suatu tindakan untuk pengelolaan daerah tangkapan air secara terpadu, yang berarti juga tindakan konservasi  tanah  (Susilawati,  2006).  Berhubungan  adanya hubungan  yanerat sekali antara tanah dan air, bahwa setiap perlakuan yang diberikan kepada permukaan  sebidang  tanah  akan mempengaruhi  pula  tatair  ditempat  itu  dan hilimya, maka masalah konservasi tanah dan air merupakan dua hal yang berhubungan erat sekali (Triwanto, 2012).

Penyelenggaraan   Konservasi  Tanah  dan  Air  bertujuan: 

 1. Melindungi permukaan  tanah  dari  pukulan  air  hujan  yang  jatuh meningkatan  kapasitas infiltrasi  tanah dan  mencega terjadiny konservas aliran  permukaan:

2.  Fungsi tanah pada  lahan agar mendukung  kehidupan  masyarakat;  

3. Mengoptimalkan fungsi tanah pada lahan untuk mewujudkan  manfaat ekonomi, lingkungan hidup secara seimbang dan lestari;

4. Meningkatkan daya dukung Daerah Aliran Sungai;

5. Meningkatkan kemampuan kapasitas untuk mengembangkan   dan memberdayakan  keikutsertaan  masyarakat  secara partisipatif; dan menjamikemanfaatan

Konservasi Tanah dan Air secara adil dan merata  untuk kepentingan masyarakat  (UU No.  37 Tahun  2014).Lahan menurut Siswomartono (1989) adalah lingkungan alami dan kultural tempat berlansungnya produksi;  suatu istilah  yang  lebih  luas  dari  pada  tanah.  selain  tanah,  sifat-sifat meliputi kondisi  fisik  lainnya,  seperti  :      Deposit  mineral,  iklim,  dan  pasok  air, lokasi yang bertalian dengan pusat-pusat kegiatan, populasi dan lahan lain; ukuran masing-masing  daerah; dan penutup tanaman yang ada, pekerjaan perbaikan, dan sebagainya.

 

Konservasi  Tanah

     Konservasi  tanadiartikasebagai penempatan  setiap bidang tanah pada cara penggunaan lahan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannyseuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sifat-sifat fisik dan kimia tanah serta keadaan topografi lapangan menentukan kemampuan tanah untuk suatu penggunaan dan perlakuan yang diperlukan (Arsyad, 2010).

Konservasi tanah dapat dikategorikan sebagai perpaduan ilmu pengetahuan yang mengembangkan   teknologi   pengawetan   sumber  daya  alam  khususnya sumber  daya tanah  dan  air  sebagai  faktor penentu  kualitas  lingkungan hidup. Konservasi tanah dan air itu sendiri adalah usaha-usaha untuk menjaga dan menigkatkan produktivitas tanah, kualitas, kuantitas air. Problem yang mendasari saat ini adalah pertambahan  penduduk  yang selalu meningkat  dengakemajuan ilmu  pengetahuada teknologi  dera industrialisasi yang membutuhkan sejumlah tanah satu lahayang cukup luauntuk aktivitas kehidupan dan pembangunan dalam menseahterakan umat manusia. Junaidi (2009) mengemukakan tujuan umum konservasi tanah saat ini ada 3, yaitu:

 

1. Untuk melindungi  fungsi tanah  dari kerusakan  yang diakibatkan  oleh mi dan campur  tangan  manusia,  

2.Untuk memperbaiki  fungsi tanah h mengalami kerusakan yang diakibatkan oleh faktor alami dan campur tangan manusia dan

3. Untuk memelihara  sekaligus meningkatkan  kemampuan tanah  agar  dapat digunakan  secara  lestari.  

Berdasarkan  ketiga  tujuan  tersebut, konsep   konservasi   tanah   telah  berkernbang   yang   sernula   hanya   bertujuan pencegahan rnenjadi perbaikan bahkan peningkatan kernarnpuan tanah dalarn fungsinya.


Konservasi  Air

Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah seefisien rnungkin dan pengaturan waktu aliran yang tepat, sehingga tidak terjadi banjir  yang  rnerusak  pada  rnusirn hujan  dan  terdapat  cukup  air pada rnusirn kernarau.  Konservasi air dapat dilakukan dengan (a) rneningkatkan pernanfaatan dua kornponen hidrologi, yaitu air permukaan, dan air tanah dan (b) rneningkatkan efisiensi pernakaian air irigasi (Arsyad, 2010).

Winarto,  (2006)  rnengatakan  bahwa  konservasi  surnberdaya  au  adalah upaya rnernelihara keberadaan serta berkelanjutan, keadaan sifat dan fungsi surnberdaya air,  agar  senantiasa  tersedia  dalarn  kuantitas  dan  kualitas  yang rnernadauntuk  rnernenuhkebutuhan  rnakhluk,  baik  dalarn  waktu  sekarang rnaupun yang akan datang. Oleh sebab itu, tindakan-tindakan  yang berhubungan dengan  pengendalian  dan  pengelolaan  alirapermukaan  dapat  diformulasikan dalarn strategi konservasi air. Aspek penting yang perlu diperhatikan adalah sebanyak-banyaknya di daerah-daerah cekungan atau lernbah, sehingga dapat digunakasebagai surnber air untuk pengairan  dirnusirn kernarau rnaupun pada periode pendek  saat dibutuhka oleh tanarnan pada rnusirn hujan. Konservasi  air jug dapa rneningkatka penutupa permukaa tanadengan   rnuls dan teknologi ini sudah sangat popular dikalangan petani (Kumia, dkk. 2003)Asdak  (2010)  setiap perlakuan  yang diberikan  pada  sebidang tanaakan rnernpengaruhi tata air ternpat itu dan tempat-tempat  hilirnya. Oleh karenitu, rnaka konservasi tanah dan air rnerupakan dua hal yang berhubungaerat sekali, berbagai  tindakan  konservasi  tanah  rnerupakan  juga tindakan konservasi  air. Secara garis besar, metode konservasi tanah dan air dibagi menjadi rnetode vegetatif, rnekanik dan kirnia. Konservasi tanah dalarn arti luas nernpatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan tanah tersebut  dan  rnernperlakukannya  dengan  syarat-syarat  yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Sifat fisik, kimia dan biologi menentukan kemampuan tanah (soil copability) untuk suatu penggunaan dan perlakuan yang diperlukan agar tanah tidak rusak dan dapat digunakan secara berkelanjutan    (sustainable).  

Sifat-sifat   tanah  tersebut  jugmenentuka tanah untuk  tererosi. Konservasi  tanah  pada  prinsipnya adalah  penggunaan  aihujan jatuh ke tanah unupertanian  seeffisien mungkin,  dan mengatur  aliraair agar tidak    terjadi  banjir  yang  merusak dan  terdapat  cukup  aipada  waktu musim kemarau.


Teknik Konservasi  Tanah dan Air 


Teknik  konservasi  tanah  di Indonesia  diarahkan  pada  tiga prinsip  utama yaitu perlindungan permukaan tanah terhadap pukulan butir-butir hujan, meningkatkan kapasitas  infiltrasi  tanah  seperti  pemberian  bahan  organik  atau dengan  cara   meningkatkan   penyimpanan   air,   dan   mengurangi   laju   aliran permukaan sehingga menghambat material tanah dan hara terhanyut  (Agus,  dkk, 1999). Ketiga teknik konservasi tanah secara vegetatif, mekanis dan kimia pada prinsipnya  memiliki  tujuan  yang  sama yaitu mengendalikan  laju  erosi,  namun efektifitas,  persyaratan  dan  kelayakan  untuk  diterapkan  sangat  berbeda. Oleh karena itu pemilihan teknik konservasi yang tepat sangat diperlukan (Kasdi, dkk, 2003).

Metode konservasi tanah dapat dibagi dalam tiga golongan utama,  yaitu

 1.   Metode vegetatif,

 2.   Metode mekanik dan

 3.   Metode kimia.

A. Metode vegetatif (Penanaman dengan tanaman penutup tanah)

Tumbuh-tumbuhan yang dapat berfungsi sebagai penutup tanah dapat di golongkan dalam tiga jenis, yaitu 
  • Turnbuhan  penutup  tanah  tinggi  atau  tanarnan  pelindung,   seperti Albizzia
  • Tumbuhan penutup tanah  sedang, berupa  sernak seperti beberapa turnbuhan leguminosa  (kacang-kacang
  • Turnbuhan  penutup  tanah  rendah,  seperti   Ageratum   conizoides  L  (babadotan),   dan beberapa jenis rumput-rumputan, misalnya akar wangi, rurnput gajah, dan rurnput benggala. 

B.    Metode mekanik 

Metode  fisik atau rnekanis adalah tindakan atau  perilaku  yang ditunjukan kepada  tanah  agar dapat  rnernperkecil  aliran  air  permukaan, sehingga dapat rnengalir dengan kekuatan tidak rnerusakPada   pengolahan   tanah,  pernbajakan  dilakukan   rnenurut   kontur   atau rnernotong lereng, sehingga terbentuk jalur turnpukan tanah dan alur diantara turnpukan  tanah  yang terbentang  rnenurut  kontur. Pengolahan  rnenurut  kontur akan lebih efektif jika  diikuti dengan penanarnan rnenurut kontur,  yaitu barisan tanarnan diatur sejalan dengan garis kontur (Arsyad, 2010).

Keuntungan utama dari pengelolaan tanah rnenurut kontur adalah terbentuknya  pengharnbatan  aliran permukaan  dan terjadinya  penarnpungan  air sernentara, sehingga  dapat  rnengurangi  kernungkinan  terjadinya   erosi.  Untuk daerah dengan curah hujan yang rendah, sistern ini sekaligus sangat efektif bagi konsentrasi air (Suripin, 2004).

 Sukartaatrnadja   (2004),   mengemukakan  bahwa   teras   adalah   bangunan konservasi si  Tanah  dan  Air  secara  mekanis  yanng digunakan untuk memperpendek lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng dengan jalan penggalian tanah melintang  lereng.  Tujuan  pembuatan  teras  adalah untumengurangi kecepatan aliran permukaan (run off)  dan memperbesar peresapan air, sehingga kehilangan tanah berkurang.

C.  METODE KIMIA 

Metode kimia merupakan salah satu sifat tanah yang sangat menguntungkan kepekaan tanah terhadap erosi. Oleh karena itu sejak tahun 1950-an telah dimulai adanya usaha-usaha untuk memperbaiki kemantapan struktur tanah melalui pemberian  preparat-preparat  kimia  yang  secara umum  disebut  pemantap  tanah (Soil conditioner). Suripin (2004) mengemukakan bahwa usaha pemantapan tanah yang  bertujuan  untuk  sifat  fisik  tanah  dengan menggunakan  preparat-preparat kimia baik secara buatan maupun alami.

Bahan  pemantapan  tanah  yang baik  harus  mempunyai  sifat-sifat  sebagai berikut dalam (Suripin, 2004):

  1. Mempunyai  sifat yang adhesif serta dapat bercampur  dengan tanah secara merat
  2. Dapat  merubah  sifat  hidrophobik  tanah,   yang  dengan  demikian  dapat merubah kurva penahanan air tana
  3. Dapat    meningkatkan    kapasitas    tukar    kation    tanah,    yang   berarti mempengaruhi kemampuan tanah dalam menahan ai
  4. Daya tahan sebagai pemantap  tanah cukup memadai,  tidak terlalu singkat dan tidak terlalu lam
  5. Tidak bersifat racun (phytotoxic) dan harganya terjangkau.