Senin, 14 Maret 2022

Standar Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah

 

I.   PENDAHULUAN

 

Sumber daya alam berupa hutan/vegetasi, tanah dan air merupakan kekayaan alam yang harus dilestarikan, sehingga pengelolaan terhadap sumber daya alam tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan bijaksana, sehingga dapat mendukung tercapainya kesejahteraan masyarakat secara lestari dan berkesinambungan.

Tekanan terhadap sumber daya alam disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk dengan segala aktivitasnya terhadap sumber daya alam seperti pembukaan lahan untuk erkebunan, pertanian, jalan, industri, pertambangan, pemukiman  dan lain-lain. pembukaan lahan ini tidak jarang dilakukan tanpa mempertimbangkan kelas kemampuan lahan dan penerapan konservasi tanah yang baik. Akhimya banyak lahan mengalami degradasi clan berubah menjadi lahan kritis yang mengancam kesejahteraan rakyat banyak.

Terhadap  kondisi tersebut di atas, diperlukan upaya-upaya untuk memulihkan dan mempertahankan fungsi lahan kembali, yang biasa dikenal dengan upaya Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (RLKT). Secara umum teknik konservasi tanah ini diklasifikasikan sebagai teknik konservasi tanah vegetatif dan teknik konservasi tanah sipil teknis. Dan untuk lebih menjamin teknik tersebut diterapkan secara benar dan mencapai tujuan, maka diperlukan adanya standar teknis konservasi tanah.

  

    II. KONSERVASI TANAH

 

Konservasi tanah adalah segala tindakan yang diperlukan untuk melestarikan sumber daya tanah sekaligus sumber daya air.


Konservasi tanah diarahkan pada tiga perlakuan pokok, yaitu ;

  1. Perlindungan tanah dari butir-butir hujan melalui cara meningkatkan jumlah penutupan tanah dengan bahan organik dan tajuk tanaman.
  2. Mengurangi jumlah aliran permukaan melalui peningkatan infiltrasi, kandungan bahan organik.
  3. Mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga kecepatan erosi dapat dikurangi.

        Secara garis besar teknik konservasi tanah terbagi dua dalam kelompok yaitu teknik konservasi tanah secara vegetatif dan teknik konservasi tanah secar sipil teknis. Standar teknik untuk masing masing teknik tersebut akan dijelaskan pada bab-bab selanjutnya. Standar teknik ini memuat kriteria-kriteria minimum yang harus dipenuhi, sedangkan pembuatan detailnya dapat dilihat pada masing-masing petunjuk teknisnya.

 

    Terdapat beberapa Standar teknis dalam rangka mengelola lahan kering dan mendukung upaya konservasi tanah seperti yang tersaji pada tabel-tabel berikut :

 

Tabel 1.Pemilihan Cara Pengolahan Tanah


DIKAITKAN DENGAN KEMIRINGAN LAHAN

    Proporsi tanaman pangan dan tanaman tahunan berdasarkan kemiringan adalah

Gambar  :  Proporsi tanaman pangan dan tahunan pada berbagai kemiringan.

 


Pengaturan Tata Ruang Usahatani Konservasi pada Berbagai Kemiringan


A.  Bangunan Pengendali Jurang 

 

a.  Pengertian

Bangunan pengendali jurang adalah teknik konservasi tanah berupa bendungan air yang lolos air dan dibuat pada parit-parit melintang alur.

 

b.  Standar Teknis

·   Kemiringan lahan < 30%.

·   Daerah tangkapan maksimum 10 ha

·   Merupakan daerah kritis.

·   Lebar dan dalam alur 3x3 m.

·   Panjang alur sampai 250 m.

·   Kemiringan alur maksimum 5%

c.   Manfaat

o   Pencegahan longsor.

o   Pengendalian erosi dan air permukaan

Memperbaiki lingkungan sekitar

Gambar . Bangunan Pengendali Jurang -

  

      Tabel 2. Pengaturan Jumlah Tanaman pada Berbagai  tingkat Kemiringan Lahan

 

         Tabel 3.  Pengaturan Teknik Konservasi Tanah pada

                          Berbagai Tingkat Kemiringan Lahan

 



A.      .  Dam Penahan

a.  Pengertian

Dam Penahan adalah teknik konservasi tanah berupa bendungan kecil yang dapat meloloskan air dengan konstruksi bronjong batu atau trucuk kayu/ bambu.

 

b.  Standar Teknis

·     Dibuat pada alur jurang. 

·     Tinggi bendungan 1-4 m. 

·     Luas daerah tangkapan 30 ha.

·     Cocok untuk daerah kritis bergelombang.

·     Kemingan lereng 15-35 %

c. Manfaat

o  Pengendalian sedimen dan aliran permukaan.

o  Meningkatkan air infiltrasi

Gambar . Dam Penahan

  D.  Dam Pengendali

    a.  Pengertian

 

Dam pengendali adalah teknik konservasi tanah berupa bendungan kecil yang dapat menampung air (tidak lolos air) dengan konstruksi urugan tanah, urugan tanah dengan lapisan kedap air atau beton.

 

b.  Standar Teknis

·    Daerah tangkapan air 100-250 ha.

·    Ratio luas genangan dengan DTA 1 : 100 s/d 150

·    Dibuat di daerah kritis bagian hulu

·    Kemiringan lereng 15-35 %

·    Dibuat pada alur jurang atau sungai

 

c.   Manfaat

o  Pengendalian air permukaan dan sedimentasi

o  Meningkatkan air infiltrasi.   

Sumber air masyaraka

Gambar . Dam Pengendali


 KONSERVASI TANAH SECARA VEGETATIF

 

Konservasi tanah secara vegetatif yaitu teknik konservasi tanah yang menggunakan tanaman atau tumbuhan dan sisa-sisanya.

 

  Konservasi tanah secara vegetatif mempunyai fungsi :

a. melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yang  jatuh.

b. melindungi tanah terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan tanah

c. memperbaiki kapasitas infiltrasi tanah dan penahan air yang langsung mempengaruhi besamya aliran permukaan.

 


1. Penanaman Tanaman Penutup Tanah.

 

a.  Pengertian

     Sistem pengelolaan tanah dengan cara menanam tanaman yang biasanya berupa tanaman berumur pendek (kurang dari dua tahun ) guna mengendalikan erosi dan meningkatkan kesuburan tanah.


b.          b. Standar Teknis

Ø Tanaman penutup tanah ditanam dilahan pertanian atau di bawah pohon pada masa bera.

Ø Ditanam pada daerah yang bermusim kering pendek  (kurang dari 4 bulan)

Ø Dapat ditanam pada sistim tumpang sari atau pergiliran tanaman.

Ø Tanaman penutup tanah dapat dipertahankan. sampai 1 - 2 tahun, kemudian ditebang dan dijadikan pupuk hijau

 

Umumnya jenis yang digunakan adalah leguminoceae yang tahan kering, misalnya :

*. Koro benguk (Mucuna sp.) 

*. Kacang tunggak (Vigna unguiculata)

*. Komak/lablab (Dilochos lablab)

*. Kudzu (Puerariajavanica, Pueraria phaseoloides)

*. Sentrosema (Centrosema pubescens) 

*. Kalopogonium (Calopogonium caerelium)

*. Caereleum calopo (Eng) (Calopogonium caerelium)

*. False Tamarind (Eng) (Desmanthus virgatus)

*. Phaseolus atropurpureus

*. 'Kacang gude/hiris (Cajanus cajan

*.  Sisik betok  (Desmodium heterophyllum

*. Teprosia (Tephrosia candida)

 

b.     Manfaat.

Ø Meningkatkan kesuburan tanah serta sifat fisik, kimia, biologi tanah - Meningkatkan kandungan bahan organik tanah.

Ø Mempertahankan kesuburan tanah.

Ø Sumber pakan ternak

Dalam system budidaya tanaman lorong selama musim kemarau
Dalam system pemberaan yang panjang

Gambar . Tanaman Penutup Tanah


 2. Embung

a.  Pengertian

     Embung adalah teknik konservasi tanab berupa kolam penampung air permukaan.

 

b.  Standar Teknis

·     Cocok untuk lahan berbukit dengan kemiringan 2-18 %

·     Untuk suatu sistem pengelolaan harus mempunyai 3 komponen yaitu : daerah tangkapan air, embung dan daerah pemanfaatan

·     Daya tampung embung disesuaikan dengan curah hujan dan juga daerah tangkapan air

·    Tanah harus padat / atau berlumpur, bila tidak maka harus dilapisi dengan plastik atau bahan kedap air lainnya.

c. Manfaat

o  Sebagai persediaan air dimusim kemarau

o  Meningkatkan hasil produksi lahan


          Gambar. Embung


3.   Rorak/Parit Buntu

 a.    P e n g e r t i a n.

Rorak/parit buntu adalah teknik konservasi tanah berupa lubang-lubang buntu yang dibuat untuk menyusupkan sementara dan meresapkan air serta menekan sedimen dari bidang olah.

 

b.  Standar Teknis

o  Ukuran parit ( p x I x d) tergantung dari luas bidang olah, permea­bilitas_dan curah hujan

o  Sebagai pelengkap pada teras bangku atau teras gulud apabila air yang menuju SPA masih cukup tinggi

o  Dapat dikombinasikan dengan mulsa vertical

 

    c.   Manfaat

·  Mengurangi run off dan sedimentasi

Meningkatkan air infiltrasi

                                                                Gambar . Rorak/Parit Buntu

 

4. Pergiliran Tanaman

 

a.   Pengertian

Sistim pengelolaan tanah dimana beberapa jenis tanaman ditanam berurutan yang satu setelah yang lainnya ditempat yang sama atau diselingi dengan periode bera.

 

b.  Standar Teknis

ü Pertimbangkan sifat-sifat tanamannya, apa yang  diserap dan apa yang diberikan

ü Hasil akhir adalah keadaan tanah yang lebih baik

ü Contoh pola pergiliran tanaman :

*  padi - kacanghijau -jagung – kacangtunggak kacang

  berperan sebagai pengikat Nitrogen, padi dan jagung berperan sebagai penyerap hara

 

 

c.         Manfaat

Ø  Memperbaiki kesuburan tanah

Ø  Mengurangi pemiskinan tanah

Ø  Mempertahankan produksi tanaman

Ø  Diversifikasi produksi

Ø  Mengurangi erosi

Ø  Mengurangi penggunaan pupuk anorganik  

Ø  Memutuskan siklus hams dan penyakit tanaman

                                                Gambar . Contoh Pergiliran Tanaman

5.   Penggunaan Mulsa.

a.   Pengertian

           Sistem pengnelolaan tanah yang menggunakan mulsa atau serasah tanaman

 

b.   Standar Teknis

Ø   Permukaan Tanah diantara barisan tanaman atau disekitar pohon di­tutup dengan mulsa

Ø   Mulsa berasal dari sisa panenan atau basil pangkasan tanaman lorong

Ø   Digunakan pada daerah kering dan entan terhadap pertumbuhan gulma

Ø   Mulsa dapat juga digantikan dengan cover crop dengan kerapatan 30% -70%

c.    Manfaat

ü   Melindungi tanah dari butiran air hujan, aliran permukaan dan erosi

ü   Menekan pertumbuhan gulma

ü   Meningkatkan bahan organik tanah

Z"

ü   Memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah

ü   Menjaga suhu dan kelembaban tanah


Gambar . Mulsa


6.  Saluran Diversi

a.  Pengertian

    Saluran diversi ialah teknik konservasi tanah berupa saluran air yang dibuat searah kontur guns membelokkan arah aliran air dari daerah tangkapan yang langsung masuk ke jurang yang mudah longsor. 

Standar Teknis

·     Ukuran saluran, lebar atas 1 m, lebar bawah 0.5 m, dalam 0.5 m

·     Saluran diversi kedua ujungnya diusahakan bermuara di SPA

·     Cocok untuk lereng yang mudah longsor

 

c.   Manfaat

o         Pengendali erosi, aliran permukaan

o         Menghindari kerusakan lahan dibagian bawah

o         Dapat dimanfaatkan untuk sawah

o    Tadah hujan di daerah hilir.

                                                Gambar . Saluran Diversi

 

7.   Hill Side Ditch (Saluran Sisi Lereng) .

a.   Pengertian

Hill Side Ditch adalah teknik konservasi tanah berupa saluran air yang dilengkapi tanggul di sisi bawahnya yang dibuat search kontur pada sisi lereng.

 

b    Standar Teknis

·      Kemiringan lereng > 25%

·      Pada bidang olah tidak dibuat teras atau hanya teras individu  

·      Cocok untuk tanaman tahunan

Gambar 18. Hill Side Ditch 


Manfaat

·       Pengendalian erosi dan sedimentasi

 

·       Pengendalian aliran permukaan

·       Peningkatan erosi infiltrasi.

 

8.  Penggunaan Mulsa Vertikal

a.   Pengertian

Sistim pengelolaan tanah dengan penggunaan bahan mulsa pada parit-parit yang dibuat mengikuti kontur.

 

b.   Standar Teknis

ü   Parit dengan ukuran lebar 25 cm dan dalam 25 cm dibuat searah dengan kontur

ü   Parit diisi dengan mulsa

ü    Paris berfungsi sebagai penampung sedimen dan rembesan aliran permukaan

ü   Mulsa yang sudah menjadi kompos dan endapannya   diangkat dari parit dan ditaburkan pada bidang olah

c.   Manfaat

ü   Efektif untuk mengendalikan erosi dan aliran permukaan

ü   Mengurangi sedimentasi di areal bawah

ü   Diperoleh kompos dari mulsa

ü   Memperbaiki kesuburan tanah.

Gambar . Mulsa Vertikal

9.   Penanaman Searah Kontur

a.  Pengertian

Sistim pengelolaaan tanah dengan cara menanam dalam bentuk jalur mengikuti garis kontur berselang-seling dengan jenis tanaman lain.

 

b.  Standar Teknis

Ø  Cocok untuk lahan miring.

Ø  Untuk tanaman semusim lebar jalur 3 – 10 m pada kemiringan 8 - 20  dan 10 - 30 m pada slope 0 - 8%

Ø  Semakin curam lereng, lebar jalur semakin sempit.

Ø  Dapat dilengkapi dengan pembuatan perangkap tanah teras bangku, teras gulud atau penanaman larikan

c.   Manfaat

Ø  mengurangi aliran permukaan dan erosi.

mencukupi kehilangan unsur hara

Gambar . Penanaman Mengikuti Kontur

10.   Sengkedan

a.  Pengertian

Sengkedan adalah teknik konservasi tanah dengan cara menempatkan batang, cabang, ranting kayu atau bambu mengikuti garis kontur dengan jarak tertentu.

 

b. Standar Teknis

·     Sengkedan dilengkapi dengan tumpukan sisa tanaman/ penyiangan

·     Untuk lereng curam sengkedan ditahan dengan trucuk dari bambu

·     Digunakan untuk lahan yang baru dibuka/diolah.

·     Bidang olah 4 – 8 m.

 

c.     Manfaat

-    Pengendalian erosi

-    Pengurangan aliran permukaan.


Gambar . Sengkedan

 

11.  Bangunan Terjunan Air

a. Pengertian

Bangunan terjunan air adalah teknik konservasi tanah berupa bangunan terjunan yang dibuat pada tiap jarak tertentu pada SPA yang terbuat dari batu, bambu atau kayu.

 

b. Standar Teknis

Ø Jarak bangunan tergantung kemiringan atau jaraknya mengikuti interval teras

Ø Efektif bila digabungkan dengan tanggul penghambat

Ø Pinggir parit diperkuat dengan rumput vetiver

 

a.    Manfaat

Ø  Mengurangi kecepatan aliran air dan daya gerusnya

Ø  Menurunkan aliran air ketingkat yang lebih rendah

Ø  Erosi di bagian hilir


Gambar . Bangunan Terjunan Air


12.   Strip Rumput (Grass Barrier)

 

     a.  Pengertian

Sistim pengelolaan tanah dengan cara penanaman larikan (strip) rumputan di sepanjang kontur. Larikan ini dapat menjadi awal pembentukan teras secara. alamiah.

 

b.  Standar Teknis

Ø  Cocok untuk kemiringan lereng < 15 %.

Ø  Perbedaan tinggi antar larikan 1.25 m atau lebih pendek.

Ø  Agar bibit rumput tidak terbawa aliran permukaan, disebelah atas larikan dibuat parit sedalam ± 15 cm.

Ø  Untuk mencegah penyebaran, rumput dipotong setiap,          2-4 bulan

                         Janis rumput yang digunakan ;

v  Bahia (Paspalum notatum)

v  Bede (Brachiaria decumbeus)

v  Rumput palisade (Brachiaria brizantha)

v  Rumput ruzi (Brachiaria ruziicusis)

v  Rumput gajah (Pennisetum purpureum)

v  Rumput raja (Pennisetum sp.)

v  Serai (Cymbopogan citratus)

v  Setaria (Setaria sphacelata, Setaria auceps)

v  Vetiver ( Viteveria zizanoides )

 

c.  Manfaat.

ü   efektif untuk pengendalian erosi.

ü   menghasilkan rumput/pakan temak atau mulsa

ü   dapat membentuk teras secara alami.


Gambar 6. Strip Rumput (Grass Barrier)

13.   Tanaman Lorong (Alley Cropping)

   a. Pengertian

Tanaman lorong adalah teknik konservasi tanah dimana tanaman pangan semusim ditanam diantara lorong yang terbentuk antara tanaman pagar hidup/larikan.

 

b.   Standar Teknis

ü   Tanaman pagar lebih disukai tanaman leguminoseae.

ü   Tanaman pagar harus dipangkas secara regular

ü   Tanaman pagar ditanam searah kontur.

ü   Jarak antar larikan tergantung, kemiringan umumnya beda tinggi <1.25 m.

ü   Sebelah atas larikan dibuat parit kecil sedalam + 15 cm

ü   Kemiringan lereng < 15%.

ü   Jenis tanaman juga harus disesuaikan dengan iklim setempat


14.  Saluran Pembuangan Air (SPA)

a.  Pengertian

Saluran Pembuangan Air adalah teknik konservasi tanah berupa saluran air yang dibuat tegak lurus arah kontur.



b. Standar Teknis

Ø  SPA dibuat sebagai muara dari parit-parit pada teras gulud, teras bangku dan teras kebun

Ø  Jarak SPA tergantung kemiringan lahan, makin miring lahan, jarak SPA semakin dekat, jarak maksimum 100 meter

Ø  Ukuran SPA, lebar atas 100 cm, lebar bawah 50 cm, dalam 50 cm - Pinggir SPA ditanami rumpus

Ø  SPA harus dilengkapi bangunan terjunan air

c.   Manfaat

Ø  Pengendalian aliran permukaan dan mengarahkan nya ke tempat yang aman dari erosi jurang

Ø  meningkatkan air infiltrasi 


Gambar . Saluran Pembuangan Air –

15.  Teras Bangku

 a.  Pengertian

Teras bangku adalah teknik konservasi tanah dengan cara mengubah permukaan lahan miring menjadi teras-teras yang menyerupai bangku dan mengikuti garis kontur.

b.  Standar Teknis

Ø Bidang olah dibuat miring 1 % ke arah parit

Ø Pada bibir teras dibuat guludan kecil dan ditanami rumput/legum atau pakan ternak lainnya

Ø Tampingan teras dibuat miring terhadap bidang olah dan ditanami rumput

Ø Kedua ujung parit dihubungkan dengan saluran pembuangan air yang dilengkapi bangunan terjunan air

Ø Tanah tidak poros dan solum tanahnya dalam

Ø Lahan digunakan untuk tanaman semusim

Ø Kemiringan lereng 10-40 %

Ø Beda tinggi antar teras 0.5-1.5 m

 

c.   Manfaat

Ø pengendalian erosi dan aliran permukaan

Ø peningkatan air infiltrasi



    Gambar . Teras Bangku

 

b.        Manfaat

-   Dapat menghasilkan mulsa

-   Pencrendalian erosi dan aliran air permukaan

-   Menghasilkan pakan ternak