I. PENDAHULUAN
Sumber daya alam berupa
hutan/vegetasi, tanah dan air merupakan kekayaan alam yang harus dilestarikan, sehingga pengelolaan terhadap sumber daya alam
tersebut harus dilakukan secara hati-hati dan bijaksana, sehingga dapat
mendukung tercapainya kesejahteraan masyarakat secara lestari dan berkesinambungan.
Tekanan terhadap sumber daya alam
disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk dengan segala aktivitasnya terhadap
sumber daya alam seperti pembukaan lahan untuk erkebunan, pertanian, jalan, industri,
pertambangan, pemukiman
dan
lain-lain. pembukaan lahan ini tidak jarang
dilakukan tanpa mempertimbangkan kelas kemampuan lahan dan penerapan konservasi
tanah yang baik. Akhimya banyak lahan mengalami degradasi clan berubah menjadi
lahan kritis yang mengancam kesejahteraan rakyat banyak.
Terhadap kondisi tersebut di atas, diperlukan upaya-upaya untuk memulihkan dan mempertahankan fungsi lahan kembali, yang biasa dikenal dengan upaya Rehabilitasi Lahan dan Konservasi Tanah (RLKT). Secara umum teknik konservasi tanah ini diklasifikasikan sebagai teknik konservasi tanah vegetatif dan teknik konservasi tanah sipil teknis. Dan untuk lebih menjamin teknik tersebut diterapkan secara benar dan mencapai tujuan, maka diperlukan adanya standar teknis konservasi tanah.
II. KONSERVASI TANAH
Konservasi tanah adalah segala tindakan yang diperlukan untuk melestarikan sumber daya tanah sekaligus sumber daya air.
Konservasi tanah
diarahkan pada tiga perlakuan pokok, yaitu ;
- Perlindungan tanah dari butir-butir hujan melalui cara meningkatkan jumlah penutupan tanah dengan bahan organik dan tajuk tanaman.
- Mengurangi jumlah aliran permukaan melalui peningkatan infiltrasi, kandungan bahan organik.
- Mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga kecepatan erosi dapat dikurangi.
Secara garis besar teknik
konservasi tanah terbagi dua dalam kelompok yaitu teknik konservasi tanah
secara vegetatif dan teknik konservasi tanah secar sipil
teknis. Standar teknik untuk masing masing teknik
tersebut akan dijelaskan pada bab-bab selanjutnya.
Standar teknik ini memuat kriteria-kriteria minimum yang harus dipenuhi, sedangkan pembuatan detailnya dapat
dilihat pada masing-masing petunjuk teknisnya.
Terdapat beberapa
Standar teknis dalam rangka mengelola lahan kering dan mendukung
upaya konservasi tanah seperti yang tersaji pada tabel-tabel berikut :
Tabel 1.Pemilihan Cara Pengolahan Tanah
DIKAITKAN DENGAN KEMIRINGAN LAHAN
Proporsi tanaman pangan dan tanaman tahunan berdasarkan kemiringan adalah
Gambar :
Proporsi tanaman pangan dan tahunan pada berbagai kemiringan.
Pengaturan Tata Ruang Usahatani Konservasi pada Berbagai Kemiringan
A. Bangunan Pengendali Jurang
a. Pengertian
Bangunan pengendali jurang
adalah teknik konservasi tanah berupa bendungan air yang lolos air dan
dibuat pada parit-parit melintang alur.
b. Standar Teknis
·
Kemiringan lahan < 30%.
·
Daerah tangkapan maksimum 10 ha
·
Merupakan daerah kritis.
·
Lebar dan dalam alur 3x3 m.
·
Panjang alur sampai 250 m.
·
Kemiringan alur maksimum 5%
c. Manfaat
o
Pencegahan longsor.
o
Pengendalian erosi
dan air permukaan
Memperbaiki lingkungan sekitar
Gambar . Bangunan Pengendali Jurang -
Tabel 2. Pengaturan Jumlah Tanaman pada Berbagai tingkat
Kemiringan Lahan
Tabel 3. Pengaturan Teknik Konservasi Tanah pada
Berbagai
Tingkat Kemiringan Lahan
A. . Dam Penahan
a. Pengertian
Dam Penahan adalah teknik konservasi tanah berupa
bendungan kecil yang dapat meloloskan air
dengan konstruksi bronjong batu atau trucuk kayu/ bambu.
b. Standar Teknis
· Dibuat
pada alur jurang.
· Tinggi
bendungan 1-4 m.
· Luas
daerah tangkapan 30 ha.
· Cocok
untuk daerah kritis bergelombang.
· Kemingan
lereng 15-35 %
c. Manfaat
o Pengendalian sedimen dan aliran permukaan.
o Meningkatkan
air infiltrasi
Gambar . Dam Penahan
D. Dam Pengendali
a. Pengertian
Dam pengendali adalah teknik konservasi tanah berupa bendungan kecil yang dapat menampung air (tidak lolos air) dengan
konstruksi urugan tanah, urugan tanah dengan lapisan kedap air atau
beton.
b.
Standar Teknis
· Daerah
tangkapan air 100-250 ha.
· Ratio
luas genangan dengan DTA 1 : 100 s/d 150
· Dibuat
di daerah kritis bagian hulu
· Kemiringan
lereng 15-35 %
· Dibuat
pada alur jurang atau sungai
c. Manfaat
o
Pengendalian air permukaan dan
sedimentasi
o
Meningkatkan air infiltrasi.
Sumber air masyaraka
KONSERVASI TANAH SECARA VEGETATIF
Konservasi tanah secara vegetatif
yaitu teknik konservasi tanah
yang menggunakan tanaman atau tumbuhan dan sisa-sisanya.
Konservasi tanah secara vegetatif
mempunyai fungsi :
a.
melindungi tanah terhadap daya perusak butir-butir hujan yang jatuh.
b. melindungi tanah
terhadap daya perusak aliran air di atas permukaan tanah
c. memperbaiki kapasitas
infiltrasi tanah dan penahan air yang langsung mempengaruhi besamya aliran
permukaan.
1. Penanaman Tanaman Penutup Tanah.
a. Pengertian
Sistem pengelolaan tanah dengan cara menanam tanaman yang biasanya berupa tanaman berumur pendek (kurang dari dua tahun ) guna mengendalikan erosi dan meningkatkan kesuburan tanah.
b. b. Standar Teknis
Ø
Tanaman penutup tanah
ditanam dilahan pertanian atau di bawah pohon pada masa
bera.
Ø Ditanam
pada daerah yang bermusim kering pendek (kurang dari 4 bulan)
Ø Dapat
ditanam pada sistim tumpang sari atau pergiliran tanaman.
Ø Tanaman
penutup tanah dapat dipertahankan. sampai 1 - 2 tahun, kemudian ditebang dan
dijadikan pupuk hijau
Umumnya jenis yang digunakan adalah leguminoceae yang
tahan kering, misalnya :
*. Koro
benguk (Mucuna sp.)
*. Kacang tunggak (Vigna unguiculata)
*. Komak/lablab (Dilochos
lablab)
*. Kudzu (Puerariajavanica,
Pueraria phaseoloides)
*. Sentrosema (Centrosema pubescens)
*. Kalopogonium (Calopogonium caerelium)
*. Caereleum calopo (Eng) (Calopogonium caerelium)
*. False Tamarind (Eng) (Desmanthus virgatus)
*. Phaseolus atropurpureus
*. 'Kacang gude/hiris (Cajanus cajan
*. Sisik betok (Desmodium heterophyllum
*. Teprosia (Tephrosia candida)
b.
Manfaat.
Ø Meningkatkan kesuburan tanah serta sifat fisik,
kimia, biologi tanah - Meningkatkan kandungan bahan organik
tanah.
Ø Mempertahankan
kesuburan tanah.
Ø Sumber
pakan ternak
Gambar . Tanaman Penutup Tanah
2. Embung
a. Pengertian
Embung adalah teknik konservasi tanab berupa kolam penampung air permukaan.
b. Standar Teknis
·
Cocok untuk lahan berbukit dengan
kemiringan 2-18 %
·
Untuk suatu sistem
pengelolaan harus mempunyai 3 komponen yaitu : daerah
tangkapan air, embung dan daerah pemanfaatan
·
Daya tampung embung
disesuaikan dengan curah hujan dan juga daerah tangkapan air
· Tanah harus padat / atau berlumpur, bila tidak maka harus dilapisi dengan plastik atau bahan kedap air lainnya.
c. Manfaat
o Sebagai persediaan air dimusim kemarau
o Meningkatkan hasil produksi lahan
3. Rorak/Parit Buntu
a. P e n g e r t i a n.
Rorak/parit buntu adalah teknik
konservasi tanah berupa lubang-lubang buntu yang dibuat untuk
menyusupkan sementara dan meresapkan air serta
menekan sedimen dari bidang olah.
b. Standar Teknis
o Ukuran
parit ( p x I x d) tergantung dari luas bidang olah, permeabilitas_dan curah hujan
o
Sebagai pelengkap
pada teras bangku atau teras gulud apabila air yang menuju SPA
masih cukup tinggi
o
Dapat dikombinasikan dengan mulsa
vertical
c. Manfaat
· Mengurangi run off dan sedimentasi
Meningkatkan air infiltrasi
4. Pergiliran Tanaman
a. Pengertian
Sistim pengelolaan tanah dimana
beberapa jenis tanaman ditanam berurutan yang satu setelah yang lainnya
ditempat yang sama atau diselingi dengan periode bera.
b. Standar
Teknis
ü Pertimbangkan
sifat-sifat tanamannya, apa yang diserap
dan apa yang diberikan
ü Hasil
akhir adalah keadaan tanah yang lebih baik
ü Contoh
pola pergiliran tanaman :
* padi - kacanghijau -jagung – kacangtunggak
kacang
berperan sebagai pengikat Nitrogen, padi dan
jagung berperan sebagai penyerap hara
c.
Manfaat
Ø Memperbaiki
kesuburan tanah
Ø Mengurangi
pemiskinan tanah
Ø Mempertahankan
produksi tanaman
Ø Diversifikasi
produksi
Ø Mengurangi
erosi
Ø Mengurangi
penggunaan pupuk anorganik
Ø Memutuskan
siklus hams dan penyakit tanaman
5.
Penggunaan Mulsa.
a. Pengertian
Sistem
pengnelolaan tanah yang menggunakan mulsa
atau serasah tanaman
b.
Standar Teknis
Ø
Permukaan Tanah
diantara barisan tanaman atau disekitar pohon ditutup dengan
mulsa
Ø
Mulsa berasal dari sisa panenan atau
basil pangkasan tanaman lorong
Ø
Digunakan pada
daerah kering dan entan terhadap pertumbuhan gulma
Ø Mulsa dapat juga
digantikan dengan cover crop dengan kerapatan 30% -70%
c. Manfaat
ü Melindungi tanah dari butiran air hujan, aliran permukaan
dan erosi
ü
Menekan pertumbuhan
gulma
ü
Meningkatkan bahan
organik tanah
Z"
ü Memperbaiki
sifat fisik dan kimia tanah
ü Menjaga suhu dan kelembaban tanah
6. Saluran Diversi
a. Pengertian
Saluran diversi ialah teknik konservasi tanah berupa
saluran air yang dibuat searah kontur guns
membelokkan arah aliran air dari daerah tangkapan yang
langsung masuk ke jurang yang mudah longsor.
Standar
Teknis
· Ukuran
saluran, lebar atas 1 m, lebar bawah 0.5 m, dalam 0.5 m
· Saluran
diversi kedua ujungnya diusahakan bermuara di SPA
· Cocok
untuk lereng yang mudah longsor
c. Manfaat
o
Pengendali erosi, aliran permukaan
o
Menghindari kerusakan lahan dibagian
bawah
o
Dapat dimanfaatkan untuk sawah
o
Tadah hujan di daerah hilir.
Gambar . Saluran Diversi
7. Hill Side Ditch (Saluran Sisi Lereng) .
a.
Pengertian
Hill Side Ditch
adalah teknik konservasi tanah berupa saluran air yang dilengkapi tanggul di sisi bawahnya yang dibuat search kontur pada sisi lereng.
b Standar Teknis
·
Kemiringan lereng > 25%
· Pada bidang olah tidak dibuat teras atau hanya teras individu
· Cocok untuk tanaman tahunan
Gambar 18. Hill Side Ditch
Manfaat
·
Pengendalian erosi
dan sedimentasi
·
Pengendalian aliran
permukaan
·
Peningkatan erosi infiltrasi.
8. Penggunaan Mulsa Vertikal
a. Pengertian
Sistim pengelolaan tanah dengan penggunaan bahan
mulsa pada parit-parit yang dibuat mengikuti kontur.
b. Standar Teknis
ü Parit dengan
ukuran lebar 25 cm dan dalam 25 cm dibuat searah dengan
kontur
ü Parit diisi dengan mulsa
ü Paris berfungsi sebagai penampung sedimen dan
rembesan aliran permukaan
ü
Mulsa yang sudah
menjadi kompos dan endapannya diangkat
dari parit
dan ditaburkan pada bidang olah
c.
Manfaat
ü
Efektif untuk mengendalikan erosi dan
aliran permukaan
ü
Mengurangi sedimentasi di areal bawah
ü
Diperoleh kompos dari mulsa
ü Memperbaiki
kesuburan tanah.
Gambar . Mulsa Vertikal
9. Penanaman Searah Kontur
a.
Pengertian
Sistim pengelolaaan tanah dengan cara menanam dalam
bentuk jalur mengikuti
garis kontur berselang-seling dengan jenis tanaman lain.
b. Standar
Teknis
Ø Cocok
untuk lahan miring.
Ø Untuk
tanaman semusim lebar jalur 3 – 10 m pada kemiringan 8 - 20 dan 10 - 30 m pada slope 0 - 8%
Ø Semakin curam lereng, lebar jalur semakin sempit.
Ø Dapat
dilengkapi dengan pembuatan perangkap tanah teras bangku,
teras gulud atau penanaman larikan
c. Manfaat
Ø mengurangi
aliran permukaan dan erosi.
mencukupi kehilangan unsur hara
Gambar . Penanaman Mengikuti Kontur
10. Sengkedan
a. Pengertian
Sengkedan adalah teknik
konservasi tanah dengan cara menempatkan batang, cabang, ranting kayu atau bambu mengikuti garis kontur dengan jarak
tertentu.
b. Standar
Teknis
· Sengkedan
dilengkapi dengan tumpukan sisa tanaman/ penyiangan
· Untuk
lereng curam sengkedan ditahan dengan trucuk dari bambu
· Digunakan
untuk lahan yang baru dibuka/diolah.
· Bidang
olah 4 – 8 m.
c. Manfaat
- Pengendalian
erosi
- Pengurangan aliran permukaan.
Gambar . Sengkedan
11. Bangunan Terjunan Air
a. Pengertian
Bangunan terjunan air adalah
teknik konservasi tanah berupa bangunan terjunan
yang dibuat pada tiap jarak tertentu pada SPA yang terbuat dari batu,
bambu atau kayu.
b. Standar
Teknis
Ø Jarak bangunan tergantung kemiringan atau jaraknya
mengikuti interval
teras
Ø Efektif
bila digabungkan dengan tanggul penghambat
Ø Pinggir
parit diperkuat dengan rumput vetiver
a.
Manfaat
Ø Mengurangi kecepatan aliran air dan daya gerusnya
Ø Menurunkan aliran air ketingkat yang lebih rendah
Ø Erosi
di bagian hilir
Gambar . Bangunan Terjunan Air
12. Strip Rumput (Grass Barrier)
a. Pengertian
Sistim
pengelolaan tanah dengan cara penanaman larikan (strip) rumputan di sepanjang kontur. Larikan ini dapat menjadi awal
pembentukan teras secara. alamiah.
b. Standar
Teknis
Ø Cocok
untuk kemiringan lereng < 15 %.
Ø Perbedaan
tinggi antar larikan 1.25 m atau lebih pendek.
Ø Agar bibit rumput tidak terbawa aliran permukaan, disebelah
atas larikan
dibuat parit sedalam ± 15 cm.
Ø Untuk
mencegah penyebaran, rumput dipotong setiap, 2-4 bulan
Janis
rumput yang digunakan ;
v Bahia (Paspalum notatum)
v Bede (Brachiaria decumbeus)
v Rumput palisade (Brachiaria
brizantha)
v Rumput ruzi (Brachiaria
ruziicusis)
v Rumput gajah (Pennisetum
purpureum)
v Rumput raja (Pennisetum sp.)
v Serai (Cymbopogan
citratus)
v Setaria (Setaria
sphacelata, Setaria auceps)
v Vetiver ( Viteveria zizanoides )
c. Manfaat.
ü efektif
untuk pengendalian erosi.
ü menghasilkan rumput/pakan temak atau mulsa
ü dapat
membentuk teras secara alami.
a. Pengertian
Tanaman lorong adalah
teknik konservasi tanah dimana tanaman pangan semusim ditanam diantara lorong yang terbentuk antara tanaman pagar hidup/larikan.
b. Standar Teknis
ü Tanaman pagar lebih disukai tanaman leguminoseae.
ü
Tanaman pagar
harus dipangkas secara regular
ü
Tanaman pagar
ditanam searah kontur.
ü
Jarak antar larikan tergantung,
kemiringan umumnya beda tinggi <1.25 m.
ü Sebelah
atas larikan dibuat parit kecil sedalam + 15 cm
ü Kemiringan
lereng < 15%.
ü Jenis
tanaman juga harus disesuaikan dengan iklim setempat
14. Saluran Pembuangan Air (SPA)
a. Pengertian
Saluran Pembuangan Air adalah teknik konservasi tanah berupa
saluran air yang dibuat tegak lurus arah kontur.
b. Standar Teknis
Ø SPA dibuat sebagai muara dari parit-parit pada teras
gulud, teras bangku
dan teras kebun
Ø Jarak SPA tergantung kemiringan lahan, makin miring lahan,
jarak SPA
semakin dekat, jarak maksimum 100 meter
Ø Ukuran SPA, lebar atas 100 cm, lebar bawah 50 cm, dalam
50 cm -
Pinggir SPA ditanami rumpus
Ø SPA
harus dilengkapi bangunan terjunan air
c. Manfaat
Ø
Pengendalian aliran
permukaan dan mengarahkan nya ke tempat yang aman dari erosi
jurang
Ø meningkatkan
air infiltrasi
15. Teras Bangku
a. Pengertian
Teras bangku adalah teknik konservasi tanah dengan cara mengubah permukaan lahan miring menjadi teras-teras yang menyerupai bangku dan mengikuti garis kontur.
b. Standar Teknis
Ø Bidang
olah dibuat miring 1 % ke arah parit
Ø Pada
bibir teras dibuat guludan kecil dan ditanami rumput/legum atau pakan ternak
lainnya
Ø Tampingan teras dibuat miring terhadap bidang olah dan ditanami rumput
Ø Kedua
ujung parit dihubungkan dengan saluran pembuangan air yang dilengkapi bangunan terjunan air
Ø Tanah
tidak poros dan solum tanahnya dalam
Ø Lahan
digunakan untuk tanaman semusim
Ø Kemiringan
lereng 10-40 %
Ø Beda
tinggi antar teras 0.5-1.5 m
c. Manfaat
Ø pengendalian
erosi dan aliran permukaan
Ø peningkatan
air infiltrasi
b.
Manfaat
- Dapat
menghasilkan mulsa
-
Pencrendalian erosi dan aliran air
permukaan
- Menghasilkan pakan ternak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar