Senin, 19 September 2022

TEKNIS PEMBIBITAN SENGON LAUT


 

TEKNIS PEMBIBITAN SENGON LAUT

(Parasereantes falcataria)

 

A.  Latar Belakang

Di lahan kering khususnya untuk kegiatan hutan  rakyat, Sengon Laut merupakan pilihan yang banyak diminati masyarakat terutama pada daerah pegunungan maupun dataran tinggi. Hal ini dikarenakan umur tanaman yang pendek mudah perawatan, tidak menghendaki spesifikasi tanah secara khas, tahan terhadap hama penyakit dan dapat ditanam secara monokultur maupun multikultur. Dalam usaha tani hutan rakyat bibit mempunyai peranan yang penting dalam mencapai keberhasilan budidaya untuk mendapatkan produksi yang optimal.
Persemaian adalah upaya atau kegiatan untuk mendapatkan bibit yang sesuai standar kualitas, tujuan penanaman dan jumlah yang dibutuhkan. Untuk itu persemaian diusahakan dengan teknis-teknis pembibitan tertentu sesuai dengan jenis dan kondisi benih. Dalam hal ini disajikan teknis persemaian secara garis besar. Adapun pengembangan  lebih lanjut dapat ditingkatkan dikemudian hari.
Persemaian sengon laut pada dasarnya hampir sama dengan pembibitan pada umumnya, kecuali dalam perlakuan perkecambahan mempunyai teknis-teknis secara khusus.

r

B. Teknis Pembibitan

Teknis pembibitan meliputi kegiatan-kegiatan :

1.    Persiapan Lokasi

                                                       

 Persiapan lokasi dimaksudkan untuk membuat atau merencanakan jumlah luas yang diperlukan dalam pembuatan bibit.

a.    Pembuatan Bedengan

  • Tanah dicangkul/dibajak secara keseluruhan agar tanah bagian bawah terbalik.
  • Dilakukan pengairan
  • Pembersihan rumput liar serta penggemburan tanah.
  • Buat bedengan setinggi 30 Cm lebar 1 M dan panjang sesuai keadaan lahan
  • Buat saluran drainage air diantara bedengan selebar 30-40 Cm
  • Buat saluran drainage air induk untuk menampung drainage diantara bedengan selebar 40-50 cm

             b.  Pembuatan Naungan

§  Naungan dibuat dengan bahan yang ada disekitar lokasi; bambu dengan naungan daun kelapa, kayu dengan naungan fiber/plastik atau paranet

                 2.    Media Tanam

                               

3.    Perkecambahan

Perkecambahan adalah perlakuan benih agar tumbuh tunas secara serempak, hal ini dimaksudkan agar pertumbuhan di polibag dapat merata. 

                              

Tahapan perkecambahan antara lain :

a.   Pengumpulan biji dari hasil panen.

Biji dikumpulkan dari pohon induk yang baik

b.  Penjemuran/Pengeringan.

Pengeringan biji melalui bantuan sinar matahari, agar tunas mengalami dormansi serta tidak ditumbuhi jamur. Biji dijemur ± 3 hari, atau biji ditandai mengkilat dan apabila ditekan terasa keras.

c.  Seleksi biji yang baik. Biji dipilih dengan ukuran tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, bentuk yang sempurna tidak terlalu bulat atau pipih serta yang tidak terluka baik pada lembaga atau daging buahnya.

d.    Penyimpanan. 

Benih disimpan dalam karung atau kaleng pada tempat dengan suhu kamar.  

e.    Perlakuan benih sengon

  • Benih dicuci bersih sambil diremas-remas (pususi). Buang benih yang terapung, bilas sampai bersih.
  • Benih direndam dalam air mendidih selama 10 menit dengan perbandingan benih dan air ( 1:1 ), Perendaman bertujuan membangunkan masa dormansi dan memperlunak kulit biji agar mudah pecah bila lembaga mulai tumbuh.
  • Benih direndam dalam air dingin selama 12 jam
  • Ditiriskan, Buang air bekas perendaman, Benih taruh dalam wadah (tompo/tumbu) tutup dengan daun pisang, biasanya benih telah berkecambah selama 24 jam dan siap semai. 

4. Pembibitan

Dalam kegiatan pembibitan ada 2 poin yang utama yaitu penanaman benih dan pemeliharaan.

a.     Penanaman benih/icir

                             

Buat lubang tanam dengan tugal pada tengah polibag dgn kedalaman 1 - 1,5 Cm Masukkan benih dalam lubang tanam sebanyak 2 benih/polibag Tutup lubang dengan tanah yang gembur 

b.     Pemeliharaan

           Penyiraman, dilakukan sehari sekali

                                                 

              c. Penyiangan, setelah penyiraman agar tidak merusak akar

                

           d. Penyulaman

                      e. Pengendalian hama penyakit

        • Perawatan drainase secara periodik
        • Pemotongan akar, kegiatan dilakukan apabila akar tanaman keluar dari polibag dengan  menggunakan cetok untuk mengangkat polibag dan pemotongan dengan gunting pangkas. 
        • Pemindahan bibit, yaitu pindah bibit yang tumbuhnya cepat dipinggir bedengan dan diganti dengan bibit yang tumbuhnya kurang baik.

 

5.    Pengangkutan Bibit

      

Kegiatan ini meliputi pengangkutan bibit yang sudah siap tanam (umur 2-3 bulan) dari bedengan ke pinggir jalan, kemudian pengangkutan ke lokasi tanam. Pengangkutan bisa menggunakan manual maupun alat mesin. Dalam pengangkutan bibit hindari perlakuan-perlakuan yang mengakibatkan bibit rusak seperti : penggenggaman pada batang tanaman, penumpukan bibit pada bak truk secara berlebihan.

 

Daftar Pustaka : 

1. Majalah Silvika, Edisi Juni 2006. Pusdik Dephut, Bogor 

2.  Budidaya Paraseriantes Falcataria, Ir Sumarno 2005, Bogor