Jumat, 10 Maret 2023

WASPADA DAMPAK LA NINA

 

WASPADA GEJALA LA NINA DI WILAYAH PACITAN MENYEBABKAN BEBERAPA KEJADIAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR DI SEJUMLAH WILAYAH

Curah hujan yang tinggi beberapa pekan terakhir karena adanya fenomena La Nina. La Nina sendiri adalah fenomena mendinginnya suhu permukaan laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur di bawah kondisi normalnya. Sebuah anomali sistem global yang terjadi dengan periode dua sampai tujuh tahun karena perubahan suhu air laut di samudera Pasifik, kondisi demikian sehingga meningkatkan volume hujan.

Hal ini terjadi di kabupaten Pacitan pada bulan Februari 2023. Kondisi ini sekaligus membuat BPBD harus meningkatkan konsentrasi terhadap potensi bencana di musim penghujan, seperti banjir, longsor, angin maupun ancaman pohon tumbang yang bersifat sporadis yang kerap terjadi. "Bicara musim hujan berarti rata di 12 Kecamatan. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pacitan meminta masyarakat untuk tetap mewaspadai puncak musim hujan yang diprediksi akan terjadi pada bulan Desember 2022 hingga Februari 2023. Sebagai informasi, sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan puncak musim hujan di sebagian wilayah Indonesia terjadi di bulan Desember 2022 hingga Februari 2023.

Tidak hanya BPBD kab. Pacitan, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah Pacitan Juga memantau terjadinya bencana di sejumlah wilayah dengan intentitas sedang sampai tinggi. Terutama daerah yang kelerengannya lebih dari 50% apakah terjadi tanah longsor, seperti Kecamatan Tegalombo, Kecamatan Arjosari, Kecamatan Bandar, Kecamatan Bandar, Kec Nawangan dan Kec Tulakan. Sedangkan daerah muara yang berpotensi banjir yaitu wilayah kecamatan Pacitan, kecamatan Ngadirojo dan Kecamatan Sudimoro.

Bapak Kepala Cabang dinas Kehutanan Wilayah Pacitan Menghimbau agar Petugas di Lapangan agar berkoordinasi dengan wilayah binaan terkait dengan kondisi cuaca yang ektrim yang dapat mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Serta melaporkan kejadian secara tertulis mengenai banjir dan tanah longsor di 12 kecamatan. Dalam hal pelaporan petugas lapangan harus menyertai foto berkoordinat, tempat kejadian, waktu kejadian, korban jiwa dan materi yang disebabkan dampaknya serta analisa tegakkan yang ada didaerah bencana yang dilaporkan. Rata-rata kejadian longsor di wilayah pacitan bukan karena tutupan lahan yang terbuka, tetapi memang curah hujan sangat tinggi sehingga tanah tidak mampu menampung debit air sehingga terjadi longsor parsial.

Bencana alam seperti tanah longsor memang salah satu kehendak Tuhan yang tidak dapat diprediksi. Namun, kita dapat mengurangi risikonya dengan melakukan beberapa pencegahan tanah longsor seperti berikut ini:

  • Hindari membangun rumah di atas dan bawah lereng terjal. Longsor adalah bencana yang sering terjadi tiba-tiba tanpa disadari, jadi usahakan tidak mendirikan bangunan apapun di bawah lereng yang tanahnya terlihat rapuh.
  • Tidak membuat kolam aliran air untuk sawah di bagian atas lereng. Genangan air dapat melembutkan tanah sehingga risiko tanah longsor semakin tinggi
  • Jangan menebang pohon di daerah lereng. Sebaiknya ditanami dengan jenis tanaman keras yang akarnya kuat dan mampu mengikat tanah.
  • Usahakan tidak memotong tebing jalan menjadi tegak. Ketika tanah di bawahnya mulai terkikis maka dapat terjadi longsor runtuhan batu yang berbahaya.
  • Jangan mendirikan rumah di pinggir sungai karena tanah rawan terjadi erosi dan mengakibatkan longsor
  • Buat saluran pembuangan air (SPA) yang dapat menjadi tempat penampungan air tanah  ketika terjadi hujan lebat.

Demikian pembahasan mengenai jenis-jenis, penyebab, dan cara pencegahan tanah longsor. Melalui artikel ini semoga kita semua semakin waspada dan dapat terhindari dari bencana.

Jenis-jenis tipe longsor



Untuk diketahui, La Nina akan menyebabkan meningkatnya curah hujan sebanyak 10 persen lebih tinggi dari biasanya pada musim penghujan. Namun demikian, La Nina ini dapat menyebabkan banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah yang menjadi langganan bencana alam.

Fenomena La Nina ini ditandai dengan tekanan udara yang lebih rendah dari biasanya di Pasifik Barat. Wilayah yang termasuk dalam zona bertekanan rendah ini akan mengalami peningkatan curah hujan. Ini yang terjadi di kota karena adanya La Nina ini adalah badai yang yang mengarah ke selatan

Hingga awal Februari 2023 ini, masih mengalami kondisi La Nina yang sudah terjadi sejak tahun 2020. Dalam periode Februari-Maret 2023 ini, La Nina diprediksi akan segera berakhir. Selanjutnya, pada semester kedua tahun 2023 nanti, kondisi netral dan El Nino memiliki peluang yang relatif sama untuk terjadi. Arahan dari BMKG agar masyarakat tetap waspada karena hingga pertengahan 2023 El Nino masih akan dipastikan akan hadir dalam kurun waktu tersebut (tahun ini).

Selain longsor pada cuaca ektrem kemarin terjadi banjir di beberapa tempat di kota Pacitan, hal tersebut ditengarai curah hujan yang sangat tinggi dan sistem drainase vang tidak normal. Banvak selokan dan lubang resapan tersumbat sampah Kesiapsiagaan tidak hanya pada pemerintah atau aparatur kecamatan dan desa, namun juga masyarakat. Peringatan dini mitigasi dan edukasi kepada semua pihak termasuk masyarakat harus terus disosialisasikan dan menjadi bagian dari tanggap bencana.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar