Jumat, 15 November 2024

MONEV BITPRO

           

Penghijauan adalah salah satu kegiatan penting yang harus dilaksanakan secara konseptual dalam menangani krisis lingkungan. Penghijauan memiliki beberapa manfaat diantaranya sebagai paru-paru kota, dimana pada pertumbuhannya menghasilkan oksigen yang sangat diperlukan untuk pernapasan makhluk hidup. Manfaat penghijauan yang lain adalah sebagai pengatur lingkungan, karena vegetasinya akan menimbulkan hawa lingkungan setempat yang sejuk dan nyaman. Selain itu, penghijauan juga dapat mengurangi polusi udara, vegetasinya dapat menyerap polutan tertentu serta dapat menyaring debu yang banyak kita temukan di udara.

         Keberhasilan tanaman mencapai 53,6% hingga kegiatan pemantau dilaksanakan Hal tersebut berarti pemilihan tanaman Matoa, Alpokat dan Jeruk Pamelo sebagai upaya BITPRO. Mengingat tanaman Matoa, Alpokat dan Jeruk Pamelo sangat toleran terhadap lingkungan yang kering ataupun lembab, juga terhadap tanah yang kuring subur Faktor yang menyebabkan ketidakmampuan tanaman beradaptasi antara lain seralgan hama berupa hewan ternak milik masyarakat sekitar penanaman

     Permasalahan yang dihadapi setelah penanaman yaitu tanaman tidak tumbuh secara maksimal. Hal ini terjadi karena kurangnya nutrisi dan pasokan air. Upaya yang dapat dilakukan yaitu berupa pemberian pupuk, pendangiran dan penyiangan. Selain hal diatas beberapa tanaman mati karena hama dan penyakit. Upaya yang dilakukan yaitu pemeliharaan berupa penyemprotan secara alami maupun kimiawi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan penanaman tanaman BITPRO 

Kemampuan sumberdaya manusia kelompok tani. 

Untuk mencapai keberhasilan penanaman tanaman BITPRO, sumberdaya manusia kelompok tani harus memiliki penetahuan dan kemampuan secara teknis dan administrasi.

Kemampuan teknis yang dimaksud adalah kondisi penguasaan teknik penanaman yang sesuai dengan persyaratan penanaman

Kemampuan administrasi adalah kondisi penguasaan pengelolaan adminitrasi dalam kegiatan penanaman tanaman BITPRO. 

Pendanaan. 

Aspek pendanaan menjadi faktor yang dominan. Selama ini penanaman BITPRO belum ada yang bersumber dari swadaya masyarakat atau lembaga lainnya

Secara teori sesungguhnya program dari pemerintah ini ditujukan untuk mendorong masyarakat agar dapat menanaman tanaman BITPRO secara mandiri dengan menggunakan permodalan dari usaha swadaya kelompok tani atau bekerja sama dengan mitra usaha. Sehingga kegiatan penanaman BITPRO akan terus berjalan dan mampu memberikan dampak positif yang luas secara ekologis dan ekonomis.

Pendampingan

Pendampingan dari petugas penyuluh kehutanan memiliki peran penting dalam teknis penanaman tanaman (BITPRO) Penyuluh pendamping berperan membantu memberikan saran dan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh kelompok pelaksana kegiatan (BITPRO), memberikan wawasan dan tranfers informasi serta teknologi yang menunjang kelancaran penanaman tanaman (BITPRO)  

Dalam posisi tertentu penyuluh pendamping juga berperan sebagai pelaksana monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan penanaman tanaman BITPRO. Hasil monitoring dan evaluasi yang telah dianalisa dituangkan kedalam bentuk rekomendasi untuk kelompok pelaksana dan pihak lainnya yang terakait dan memungkinkan untuk mendukung peningkatan keberhasilan penanaman tanaman BITPRO yang didampinginya.

           Dukungan pemerintah desa dan lembaga lainnya 

Dukungan dari  lembaga pemerintah desa dan lembaga lainnya dalam bentuk kebijakan yang mampu mendorong tetap berjalannya penanaman tanaman BITPRO sangat penting.

Sebagai contoh kecil, pemerintah desa dapat mengeluarkan kebijakan pemanfaatan dana desa untuk membantu permodalan dalam bentuk kemitraan usaha denga kelompok tani agar kelompok tani dapat melaksanakan penanaman  BITPRO secara mandiri. Dan atau kebijakan lainnya yang sifatnya mendukung.


          Minat masyarakat setempat 

Kecenderungan minat masyarakat dalam setempat dalam pola usaha bertaninya sangat memberikan pengaruh bagi keberhasilan penanaman tanaman (BITPRO Pola usaha tani yang monokultur hanya menyukai tanaman pangan yang berumur singkat dengan alasan waktu panen yang singkat yang dapat memberikan pendapatan secara cepat menimbulkan masyarakat menolak adanya tanaman tajuk tinggi disekitar lahan budidayanya karena dianggap akan menurunkan produktivitas tanaman pangan yang dibudidayanya. 

Kondisi ini mengakibatkan dukungan masyarakat terhadap penanaman tanaman BITPRO sangat minim dan tingkat keberhasilan penanaman tanaman BITPRO secara berkelajutan sangat rendah. Dalam kondisi sperti ini peran penyuluh kehutanan sangat di perlukan dalam hal memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat khususnya petani mengenai pentingnya kenaregamanan tanaman, perlunya tanaman tajuk tinggi dalam menjaga keseimbangan ekologi yang pada akhirnya akan berpengaruh pada peningkatan ekonomi petani.