Kamis, 20 Mei 2021

 

GULLY PLUG BERBAHAN DARI BAMBU

 

Gully Plug adalah bangunan konservasi tanah sipil teknis yang berfungsi sebagai pengendali jurang, berupa bendungan kecil lolos air, dibuat pada parit-parit kecil melintang air berupa kayu/bambu.

Manfaat  pembuatan Gully Plug di antaranya adalah :

  • Memperbaiki lahan yang rusak akibat gerusan air sehingga terjadi jurang/parit
  • Mencegah meluasnya jurang dan parit
  • Mengendalikan erosi sedimen dari daerah hulu
  • Memperbaiki tata air di sekitarnya

Secara umum syarat suatu lokasi layak untuk pembuatan Gully Plug yaitu :

  • Lahan dengan kemiringan 30 %.
  • Daerah sekitar dikategorikan sebagai lahan kritis
  • Daerah tangkapan air 0,5 Ha – 10 Ha
  • Lebar dan kedalaman alur/parit/jurang maksimal 3 m X 3 m.
  • Panjang alur mencapai 250 meter.
  • Kemiringan alur maksimal 5 %.

Dalam kondisi tertentu pembuatan Gully Plug juga diperlukan, misalnya untuk penyelamatan fasilitas umum seperti jalan, jembatan atau bangunan umum yang terancam longsor karena berada di tepi tebing alur air, meskipun dengan memperhatikan kondisi alur dan luas daerah tangkapan air (catchment area) baru dapat ditentukan bangunan konservasi tanah apa yang seharusnya dibangun di lokasi itu, apakah cukup berupa Gully Plug atau harus berupa Dam Penahan.

Pembuatan Gully Plug dengan bronjong kawat dan batu membutuhkan biaya yang besar sehingga  relatif tidak dapat dijangkau oleh petani.  Karenanya perlu alternatif pembuatan Gully Plug dengan bahan baku yang murah dan mudah diperoleh di sekitar calon lokasi pembuatan.

Alternatif bahan pembuatan Gully Plug  yang mudah diperoleh dan murah salah satunya  adalah bambu.    Selain itu penggunaan bambu sebagai bahan baku pembuatan Gully Plug  diharapkan dapat mengatasi sulitnya memperoleh bahan baku batu dan kawat bronjong (karena kondisi lokasi pembuatan Gully Plug yang tidak ada batu atau jauh dari sumber batu. Atau jarak lokasi yang jauh dari jalan sehingga pengadaan batu menjadi tidak efisien atau karena kurangnya dana).

Salah satu syarat dalam pembuatan Gully Plug berbahan baku bambu yaitu dasar alur harus dapat ditancapi bambu sedalam minimal 30 cm dan akan lebih baik jika bisa sedalam 50 cm.   Dengan demikian jika kondisi dasar alur merupakan lempeng batuan keras yang tidak memungkinkan ditancapi bambu, maka pembuatan Gully Plug berbahan baku bambu tidak mungkin bisa dilaksanakan.

Beberapa prinsip yang diacu dalam pembuatan  pembuatan Gully Plug juga harus tetap di trapkan dalam pembuatan Gully Plug berbahan baku bambu, yaitu penempatan as bangunan tidak boleh pada belokan alur untuk mencegah gempuran air pada tebing yang berlawanan dengan arah belokan, panjang alur yang berada di bagian hulu bangunan Gully Plug yang akan berfungsi sebagai bak penampung sedimen harus memiliki panjang yang cukup, untuk Gully Plug dengan bentang atas 3 meter, panjang alur yang akan berfungsi sebagai bak penampung sedimen sebaiknya mencapai 30 meter dengan kemiringan maksimal 5 %.

Gully Plug dengan bahan baku bambu bisa dibuat berupa satu baris bambu yang ditancapkan vertikal berjajar rapat melintang alur.  Panjang batang bambu diatur sedemikian rupa dimana batang bambu yang dipancangkan di bagian pinggir dipotong sedemikian rupa sehingga setelah ditancapkan sedalam 50cm tinggi bagian atasnya sama dengan tinggi tebing alur.  Sedangkan bambu yang berada dibagian tengah yang akan berfungsi sebagai saluran pelimpah air dipotong sedemikian rupa sehingga jika ditancapkan sedalam 50 cm maka tinggi bagian atasnya lebih rendah 50 cm dari tinggi tebing alur.  Jumlah bamboo yang ditancapkan di bagian tengah alur yang akan berfungsi sebagai saluran pelimpah air menyesuaikan dengan lebar melintang dasar alur.

Yang harus diperhatikan dalam pembuatan Gully Plug berbahan baku bambu ini diantaranya adalah :

  • Bagian yang akan ditancapkan adalah bagian bonggol atau ruas bambu yang lebih bawah dan yang berada di sebelah atas haruslah yang pucuk atau ruas bambu yang lebih atas.
  • Bagian bawah bambu yang akan ditancapkan dipotong meruncing agar mudah ditancapkan.
  • Bambu ditancapkan sedalam 50 cm atau minimal 30 cm.
  • Bambu yang telah ditancapkan berjajar, diikat dengan kawat galvanis dengan diameter 5 mm dirangkai dengan bambu yang dipasang melintang untuk memperkuat jika tiba-tiba arus air besar atau ada sampah berukuran besar agar tidak rusak tak beraturan.
  • Lebih baik jika di bagian depan dari bambu yang telah ditancapkan juga ditempatkan ijuk yang telah disusun sedemikian rupa dengan bantuan belahan bambu dan kawat galvanis, sehingga semua bagan depan rangkaian bambu tersebut tertutupi oleh ijuk yang akan berfungsi menahan sedimen atau endapan lumpur/tanah yang tererosi dengan lebih baik, sehingga tidak ada sedimen yang menerobos Gully Plug berbahan bambu yang telah dibuat.
  • Harapannya Gully Plug yang telah dibuat itu nantinya akan tumbuh menjadi rumpun bambu, sehingga menjadi Gully Plug hidup. Jika sudah menjadi rumpun bambu perawatan yang harus dilakukan adalah memotong ranting yang menghalangi saluran pelimpah air, atau mengarahkannya ke samping dengan bantuan kawat galvanis agar saluran pelimpah air tetap berfungsi dengan baik.

Gambar 1.  Gambar Penampang Melintang Alur/ Jurang


 

Gambar 2.  Gambar Tampak Atas Gully Plug berbahan Baku Bambu Satu Baris


 

          Gambar 3.  Gully Plug Berbahan Bambu Lebar Dasar Alur 1 m Lebar Atas Alur 3 m Tinggi Tebing Alur 1,5 m Tampak Depan


 

 

Model lain pembuatan Gully Plug berbahan baku bambu adalah dengan dua baris bambu yang ditancapkan berjajar melintang alur air/jurang, satu baris di bagian depan ditancapkan condong searah arus air (kea rah hilir) dengan kemiringan sekitar 110-115 derajat dan satu baris bambu ditancapkan berjajar melintang alur/jurang condong berlawanan dengan arah aliran air dengn kemiringan sekitar 75-80 derajat.  Kedua baris bambu ditancapkan dengan kedalaman 0,5 m ke dalam tanah.  Ujung atas bambu yang akan berfungsi sebagai saluran pelimpah air diposisikan berjarak 0,5 meter.   Di antara kedua baris bambu diisi dengan tanah yang dipadatkan.  Kedua barisan bambu diperkuat dengan batang bambu yang diikat melintang dengan kawat galvanis berdiameter 5 mm.

Harapannya Gully Plug berbahan bambu ini akan hidup dan menjadi Gully Plug hidup berupa rumpun bambu, sehingga ranting bambu yang berada di bagian saluran pelimpah harus diarahkan ke samping atau dipotong agar dapat tetap berfungsi sebagai saluran pelimpah air.

Gambar 4.  Gully Plug Dengan 2 Baris Tampak Samping

 

Gambar 5. Gully Plug Berbahan 2 Baris Bambu Mulai Tumbuh

 


 Sebenarnya untuk mencegah tanah yang ada di antara kedua barisan bambu terkikis oleh air, bagian luar dari barisan bambu dapat dilapisi dengan ijuk yang ditata sedemikian rupa sebagai lapisan penahan sedimen sekaligus pelindung tanah di antara ke dua barisan bambu.

Demikian juga pada dasar alur yng menjadi tempat terjunnya air dapat diperkuat dengan lapisan ijuk yang telah diikat dengan kawat galvanis pada belahan bambu yang mengapit lapisan ijuk tersebut.  Dengan demikian tanah pada dasar alur yang menjadi tempat terjunan air terhindar dari erosi berlebihan akibat tekanan air yang jatuh dari saluran pelimpah air.

 

Model lain pembuatan Gully Plug berbahan baku bambu adalah dengan satu baris bambu yang ditancapkan berjajar dengan jarak 1 M x 1 M melintang alur air/jurang, sebagai patok, kemudian barisan/patok bambu diperkuat dengan batang bambu mendatar dan diikat melintang dengan kawat galvanis berdiameter 5 mm ( seperti  pada gambar dibawah ini )

  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar